Belasan tahun sudah Ahmad, Puncung, dan Titi Maria menanti waktu untuk mengunjungi Tanah Suci. Tahun ini, mereka bersyukur karena masih diberi umur oleh Yang Maha Kuasa agar bisa berangkat ibadah haji. Penantian dan upaya mereka menabung sejak dulu kini bisa terwujud.
Bukan hal mudah bagi Puncung, wanita berusia 73 tahun ini untuk berangkat ke Tanah Suci. Puncung sebetulnya punya penyakit bawaan seperti jantung dan kolesterol. Ia juga harus mengonsumsi obat rutin.
Namun, ia tetap semangat melengkapi ibadah rukun Islamnya ditemani sang putri yang sudah menginjak usia setengah abad.
"Ini keberangkatan haji pertama setelah menunggu 15 tahun, harusnya 3 tahun lalu sudah berangkat tapi kan pandemi ya. Bisa berangkat alhamdulillah, setelah nunggu sejak dulu. Ada banyak obat yang harus dibekali, tapi nggak boleh banyak-banyak amat sih. Delapan gitu lah untuk 40 hari," ujarnya ditemui usai Pelepasan Jamaah Calon Haji di Masjid Pusdai Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Selain menjalani pemeriksaan lengkap untuk memastikan kesehatannya, Puncung juga mengaku sudah melengkapi persyaratan vaksin yang dibutuhkan sebelum berangkat ibadah haji. Seperti vaksin meningitis, influenza, dan vaksin booster Covid-19.
Sama halnya dengan Ahmad, pensiunan sipil ABRI berusia 74 tahun ini punya penyakit yang sama dengan Puncung yakni Kolesterol dan darah tinggi. Ia berangkat ke Mekkah bersama istrinya yang berusia 67 tahun.
Ahmad dibiayai berangkat haji oleh putranya. Keberangkatan tahun ini merupakan penantiannya selama 11 tahun, tepatnya sejak tahun 2012.
"Pastinya saya gembira dan bersyukur. Saya berangkat hanya berdua saja dengan istri meski sama-sama sudah tua, tapi yakin sama Allah SWT. Ada obat-obatan karena ada yang kolesterol dan darah tinggi, tapi harapannya semoga bisa melaksanakan ibadah dengan baik, mabrur, berangkat sampai pulang sehat wal afiat," harap Ahmad.
Sementara itu, semangat untuk berkunjung ke rumah Allah juga dirasakan oleh Titi Maria. Saat berjalan, ia harus dibantu menggunakan kursi roda. Kalau pun harus berdiri, kedua kaki Titi harus dibantu dengan dua tongkat ketiak atau kruk.
Meskipun ia memiliki keterbatasan gerak, namun Titi mengaku 13 tahun penantian ini jadi momen yang paling dinanti-nanti. Ia percaya bahwa pergi ke Tanah Suci adalah panggilan dari Yang Maha Esa.
"13 tahun penantian ini, saya percaya ibadah haji itu panggilan ya, kalau belum dipanggil Allah ya ada saja alasannya untuk terhambat. Jadi ya mudah-mudahan tahun ini bisa berangkat, kalau betul tahun ini kesana alhamdulillah seneng banget. Jadi meskipun kondisi begini, saya maksain mudah-mudahan kuat," ceritanya dengan sumringah.
Titi tak sendiri, ia berangkat ke Mekkah ditemani sang suami. Ia pun telah memastikan bahwa tubuhnya dalam kondisi yang paling prima.
"Paling saya jaga kesehatan, rutin makan obat-obat yang harus diminum. Saya juga terapi jalan terus, jangan terlalu capek dan istirahat yang cukup. Jaga kondisi fisik supaya tidak drop. Harapannya sehat, bisa ibadah dengan lancar tanpa hambatan, kembali sehat kesini, yang ditinggalkan juga sehat. Pokoknya semua jamaah haji selamat," doa Titi.
Dari 2.396 jamaah calon haji (calhaj) kota Bandung, tahun ini memang mayoritas berusia lansia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama Kota Bandung Tedi Ahmad Junaedi. Pihaknya pun memastikan dari Pemerintah sudah mempersiapkan perjalanan yang nyaman dan memudahkan bagi para lansia.
"Yang jelas tagline jamaah haji tahun ini adalah jamaah haji ramah lansia. Otomatis pemerintah sudah menyiapkan tenaga-tenaga non kloter di Arab Saudi yang khusus akan mendampingi para lansia. Di kloter ada tim pemandu haji, tim kesehatan, pemandu haji daerah, itu pun nanti memperhatikan jamaah yang berstatus lansia," ujar Tedi ditemui di Masjid Pusdai Jabar.
Ia menyebut jamaah calhaj tertua yakni berusia 91 tahun, sementara usia termuda yakni 18 tahun. Keduanya dipastikan bakal berangkat tahun ini.
Terdapat tujuh kloter jamaah haji dari Kota Bandung. Kloter pertama pemberangkatan akan dilaksanakan tanggal 29 Mei 2023, sementara kloter selanjutnya bakal berangkat bergiliran di bulan Juni.
Calhaj Kota Bandung akan berangkat di tiga titik pemberangkatan, yakni Polda Jabar, Kodam, dan Kantor Kemenag.
"Sampai saat ini Insyaallah jamaah tertua memungkinkan untuk berangkat. Tapi nanti ada pemeriksaan embarkasi di Bekasi dan ada finishing touchnya apakah layak atau tidak layak," ujar Tedi.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang