Tiket Konser Mahal, Sandiaga: Enggak Sanggup Enggak Usah Beli

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tiket Konser Mahal, Sandiaga: Enggak Sanggup Enggak Usah Beli

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 23 Mei 2023 17:40 WIB
Pasutri ditangkap karena melakukan penipuan tiket konser Coldplay. Keduanya melakukan beragam modus hingga merugikan banyak orang. Cek selengkapnya!
Ilustrasi Konser Coldplay (Istimewa)
Jakarta -

Aneka festival menjamur saat ini, apa lagi di Jakarta. Dan, tiket konser berskala internasional itu dipatok mendekati satu juta untuk tempat yang paling tidak strategis.

Menanggapi hal itu, Menparekraf Sandiaga Uno meminta traveler untuk jangan memaksakan diri. Ia mengimbau traveler mendatangi event-event lain yang lebih terjangkau.

"Kalau nggak sanggup nggak usah beli, nonton Java Jazz aja, murah kan," ketus dia sambil tersenyum, Senin (22/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga mahal sudah termasuk pajak. Ini kan ada kewajiban membayar ke pemerintah daerah, pemerintah pusat juga," imbuh dia.

Lalu, ia membeberkan sedikit tentang mahalnya tiket konser. Kata dia, harga tiket ini dalam penentuannya benar-benar diusahakan se-murah mungkin oleh penyelenggara.

ADVERTISEMENT

"Tapi memang harga tiket ini dalam pricing tiket itu mereka ini benar-benar struggling. Karena enggak nutup dari ongkos penyelenggaraan malah harus mendapatkan sponsor, gitu ya," jelas Sandiaga.

Faktor tiket konser semakin mahal

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Java Festival Production, Dewi Gontha ikut memaparkan terkait mahalnya tiket konser. Faktor pertama yang mempengaruhinya adalah pembayaran menggunakan mata uang asing.

"Sebagai gambaran itu kita membayar musisinya dalam bentuk dolar. Sudah otomatis. Jadi itu sudah berpengaruh. Sementara kita menjual tiket dalam rupiah, jadi lumayan," jelas dia.

"Sebenarnya kalau dibandingkan dengan tiket negara tetangga apakah kita lebih mahal atau tidak ya nggak juga. Kalau kita menonton di Singapura itu harus membeli tiket pesawat juga penginapan, totalnya akan lebih mahal juga," imbuh dia.

Faktor penyebab mahalnya harga tiket konser selanjutnya adalah tingginya biaya pengiriman barang si artis. Lalu, kekuatan sponsor dalam menyokong sebuah konser juga menjadi acuan harga tiket.

"Terkait tur, dalam hal ini Coldplay, mereka mengirim barang ke seluruh dunia, jadi barang yang mereka bawa juga berimbas. Kalau kayak kami (Java Jazz), yang sudah jalan 18 tahun, kalau tidak ada sponsor yang nggak akan jalan," terang Dewi.

"Kalau kita mau jalan, harga tiketnya kita saat ini mungkin 3-4 kali lipat dari pada yang sekarang kita mampu. Kalau nggak kita nggak akan mampu," imbuh dia.

"Makanya peranan sponsor jadi sangat besar untuk menahan harga tiket agar tidak terlalu semakin tinggi. Itu beberapa hal yang berpengaruh karena ada penginapan, pesawat dan lain-lain," terang dia.

Ada pajak 20%?

Terbaru berhembus bahwa penerapan pajak hingga 20% sangat memberatkan traveler yang akan membeli tiket konser. Namun, hal itu dibantah oleh Dewi yang menyebut bahwa aturan yang berlaku saat ini berbeda dengan itu.

"Kalau bicara pajak, kita di Jakarta kalau asing itu 15%, kalau Indonesia semua itu 5%. Itu yang berlaku sekarang," kata dia.

"Jadi kalau ada pajak 20% sejujurnya saya agak kurang paham. Karena sebesar di atas untuk penampil internasional," ungkap dia.

"Cara pencantuman harga di saat teman-teman menjual juga beda-beda. Ada yang sudah mencantumkannya sudah termasuk, ada yang mencantumkan ini adalah harga dasar tiket lalu ditambahkan lagi dengan pajak tontonan, itu masing-masing promotor kebijakannya beda," jelas Dewi.




(msl/msl)

Hide Ads