Beberapa waktu lalu heboh penumpang Asiana Airlines membuka pintu darurat di tengah penerbangan. Kok bisa ya, apakah membuka pintu darurat pesawat semudah itu?
Pintu darurat pesawat sangat berperan penting dalam penerbangan. Makanya, hanya orang-orang tertentu yang bisa duduk di sini.
Namun, kejadian penumpang Asiana Airlines yang membuka pintu darurat saat mau mendarat menjadi sorotan dunia. Tingkahnya ini membahayakan 194 penumpang yang ada di pesawat.
Timbullah pertanyaan, apakah semudah itu membuka pintu darurat pesawat di tengah penerbangan?
Dilansir dari AFAR, Sabtu (10/6/2023) seorang pilot senior bernama Ryan Irwin, yang sering menerbangkan jet komersial Boeing 787 dan 737, mengatakan bahwa desain pintu pesawat bisa berbeda antara produsen dan jenis pesawat tertentu. Namun, sebagian besar mengikuti spesifikasi desain standar. Sebagian besar pintu darurat adalah tipe 'sumbat' di mana pintunya sendiri harus bergerak ke dalam sebelum dapat dibuka.
"Pintunya harus mudah dioperasikan, baik oleh awak maupun penumpang," kata Irwin.
Dan, seperti dinyatakan dalam Kode Peraturan Federal, juga harus ada plakat yang secara akurat menyatakan atau menggambarkan metode yang tepat untuk membuka pintu keluar. Nah, mungkin hal ini bisa kamu lihat dalam kartu petunjuk yang bisa ditemukan di kantong-kantong bangku.
Sebenarnya, kenapa pintu darurat pesawat mudah dibuka ada alasan masuk akal. Karena, pintu itu memang didesain untuk memenuhi kebutuhan saat evakuasi darurat.
Namun, tetap saja membuat bingung, semudah itukah pintu darurat dibuka saat pesawat melaju?
Irwin menjawab pintu darurat biasanya memang tidak dibuka saat di angkasa. Karena, saat pesawat diberi tekanan (dari udara), pintu secara fisik tidak dapat dibuka, karena gaya yang sangat tinggi yang bekerja pada pintu.
Pada ketinggian jelajah, udara di luar memiliki tekanan yang jauh lebih sedikit daripada udara di dalam kabin, yang membuat pintu-pintu itu terkunci rapat di tempatnya. Namun begitu pesawat ke ketinggian yang lebih rendah, katakanlah 700 kaki, perbedaan tekanannya jauh lebih lemah.
Contoh kasusnya adalah pesawat Asiana Airlines A321 hanya berjarak dua hingga tiga menit dari pendaratan. Dan pesawat sudah berada dalam tahap tekanan lebih rendah.
Tragedi Asiana Airlines tidak akan membuat produsen pesawat mengubah desain dari pintu ini. Namun, kejadian langka ini bisa dihubungkan dengan kejadian prosedural bagaimana maskapai mencari 'jalan aman'.
Setelah kejadian penumpang membuka pintu darurat ini, Asiana sampai menghentikan penjualan kursi pintu darurat pilihan di pesawat Airbus A321-200 (kursi 26A pada model 174 kursi dan kursi 31A pada model 195 kursi).
Sejauh ini, Asiana adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang mengambil tindakan seperti itu dan itu pun hanya dengan 14 pesawat A321-200 miliknya. Oleh karena itu, kemungkinan besar kita masih dapat memilih kursi baris pintu keluar pada penerbangan berikutnya.
Namun, perlu diingat bahwa ada kemungkinan kecil satu tanggung jawab lain dapat ditambahkan ke daftar penumpang yang duduk di deretan pintu darurat. Yaitu mencegah seseorang mencoba membuka pintu pesawat
Simak Video "Video: Percakapan Terakhir 2 Pilot Air India Sebelum Jatuh"
(sym/fem)