Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito dibuat terkagum-kagum ketika berkunjung ke Candi Borobudur. Begitu turun dari puncak candi, dia buru-buru minta foto!
Kunjungan kaisar ke candi Borobudur itu didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kaisar Naruhito berada di puncak candi sekitar 30 menit. Mereka naik ke candi pukul 08.19 WIB dan turun 08.49 WIB.
Saat berada di candi, Kaisar Naruhito mendapatkan penjelasan dari Staf Edukator Museum dan Cagar Budaya (MCB) Unit Borobudur, Mura Aristina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah turun dari candi, Kaisar Naruhito mengambil kamera dari sakunya sendiri, lalu meminta tolong untuk difoto dengan latar belakang Candi Borobudur.
Kaisar Naruhito juga sempat berfoto bersama Ganjar, Dirut PT TWC Febrina Intan, dan Sub Koordinator Warisan Dunia Borobudur, Wiwit Kasiyadi serta Mura Aristina. Setelah itu Kaisar Naruhito meninggalkan lokasi.
"Tadi Pak Duta Besar sama saya mendampingi Kaisar dari belakang terus kemudian kita mendengarkan penjelasan dari Pak Mura, hebat sekali," kata Ganjar di Candi Borobudur, Kamis (22/6/2023).
"Saya melihat Kaisar Naruhito sangat senang karena guide-nya keren. Beliau sangat senang, sangat humble, dan kita bisa bicara banyak hal," imbuhnya.
Ganjar mengatakan Kaisar Naruhito terkesan dengan segala penjelasan tentang Candi Borobudur.
"Filosofinya terkesan, teknologinya terkesan, narasi yang diceritakan (guide) bagus banget. Banyak ekspresi yang saya lihat wow, wow. Itu menunjukkan kesan yang sangat hebat, tapi hanya beliau (Kaisar) yang bisa merasakan," ujar Ganjar.
Mura Aristina menambahkan Kaisar Naruhito menempuh pendidikan S2 dan S3 tentang air. Maka itu saat di Candi Borobudur, Kaisar banyak bercerita tentang air. Mura lalu menjelaskan kepadanya tentang Candi Borobudur yang dibangun dekat dengan sungai.
"Kenapa candinya dibangun di sini, karena dekat dengan sungai. Jadi pertemuan Sungai Progo dan Elo itu kan untuk mengambil batunya. Nama kampung sekitar Borobudur masih menggambarkan bagaimana baru dikerek. Ada namanya kampung Kerekan dan sebagainya," ujar Mura.
"Kedua, bagaimana peran danau purba, sekitar Borobudur itu air itu menjaga kelembaban. Jadi candi ini ada bukitnya di dalamnya. Bukitnya tidak boleh terlalu kering, tidak boleh terlalu basah. Kalau kering pecah, kalau basah longsor, maka airnya ada di sekitar saja," tuturnya.
Mura juga menjelaskan kepada Kaisar Naruhito bahwa Candi Borobudur dibangun menggunakan dua juta potong batu yang disusun di atas bukit.
"Kalau air masuk, longsor. Karena di dalam ada bukit, maka tadi saya jelaskan namanya brajalepa, bangun rumah sampai dilepo-lepo, waterproof. Air hujan jangan sampai masuk ke dalam, terdiri dari tanah liat, batu kapur, dan air. Itu dibuat adonan kemudian dioleskan pada setiap nat batu," pungkasnya.
-------
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol