Museum Volkenkunde selama ini menjadi rumah bagi artefak asal Indonesia yang diambil Belanda. Namun, museum itu kini mempunya misi baru, yakni mengembalikan benda-benda tersebut.
Museum Volkenkunde terletak di Kota Leiden, Belanda. Museum itu sudah berdiri sejak 1837 dan menyimpan benda-benda bersejarah asal Indonesia sejak 1860. Selain dari Indonesia, museum yang awalnya merupakan bangunan rumah sakit ini menyimpan koleksi benda-benda dari hampir seluruh dunia.
Museum Volkenkunde merupakan bagian dari yayasan Nationaal Museum van Wereldculturen atau Museum Nasional untuk Kebudayaan Dunia. Total seluruh koleksi dari yayasan tersebut berjumlah hampir 450.000 objek dan 610.000 bahan visual.
Dari seluruh koleksi, benda-benda asal Indonesia banyak disimpan di sana. Saking banyaknya, bila traveler menengok ke situs resmi museum, ada pilihan bahasa Indonesia untuk mengenal koleksi-koleksi tersebut.
Benda-benda bersejarah itu didapatkan bukan hanya melalui perampasan. Artefak di Museum Volkenkunde ini juga didapatkan melalui ekspedisi ilmiah. Ada juga yang merupakan pertukaran hadiah dengan raja-raja di Indonesia.
Mengutip situs Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, benda-benda yang dibawa ke Belanda itu dicatat dengan rapi dan detail. Bila terdapat dua barang yang ditemukan, salah satunya akan disimpan di Museum Batavia sementara yang lain dibawa ke Belanda.
"Barang-barang dari Indonesia terutama arca-arca asli Candi Singhasari kini tersimpan dengan baik di museum," kata Museum Docent di Volkenkunde Museum Silvy Werdani Puntowati pada 2014.
Adapun empat arca dari Kerajaan Singosari yang disimpan di Museum Volkenkunde adalah Durga, Mahakala, Nandiswara, dan Ganesha. Keempat arca ini termasuk dalam 472 benda bersejarah asal Indonesia yang dikembalikan Belanda pada hari ini, Senin (10/7/2023).
Selain itu, ada juga 355 harta karun Lombok, 1 keris Klungkung, dan 132 koleksi Pita Maha berwujud karya-karya seni.
"Benda-benda bersejarah ini penting karena melengkapi informasi tentang perjalanan sejarah kita. Ibarat mosaik, inilah potongan-potongan gambar yang sempat hilang. Dengan pengembalian ini, tentu informasi tentang perjalanan sejarah bangsa ini menjadi lebih jelas," kata Hilmar Farid, direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Riset-Dikti).
"Di samping itu, benda-benda tersebut juga memiliki nilai simbolik. Sebagian darinya adalah benda yang terkait dengan kerajaan, seperti regalia, keris, lambang kehormatan, dan seterusnya. Tentu ini besar artinya secara kultural bagi masyarakat kita. Ini menyangkut martabat sebagai sebuah bangsa," ujarnya.
Simak Video "Video: Wisata Museum Makanan Nyeleneh di Berlin, Ada Kopi Luwak Indonesia"
(pin/fem)