Terbukti Ampuh, Ganja Jadi Penarik Turis Asia ke Thailand

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Terbukti Ampuh, Ganja Jadi Penarik Turis Asia ke Thailand

bonauli - detikTravel
Jumat, 14 Jul 2023 07:42 WIB
Toko ganja di Thailand
Ganja di Thailand (Putu Intan/detikcom)
Bangkok -

Thailand melegalkan ganja untuk keperluan medis sejak tahun lalu. Faktanya, turis-turis Asia tertarik berdatangan ke Negeri Gajah Putih dan menikmati ganja di kafe-kafe.

AP News merilis artikel soal ramainya turis di Thailand setelah pandemi Covid-19 usai. Salah satu alasan turis-turis itu datang ke Thailand adalah ganja.

Seorang turis Jepang yang enggan menyebut namanya memberikan keterangan tersebut. Dia telah dua minggu berada di Bangkok dan penasaran dengan ganja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin tahu bagaimana perasaan saya setelah merokok ganja," kata turis berusia 42 tahun itu.

Setelah mencobanya, dia merasakan kesan mendalam.

ADVERTISEMENT

"Aku ingin tahu mengapa Jepang melarangnya," ujar dia.

Meski Thailand menarik banyak perhatian turis, tetapi negara-negara tetangganya mulai ketar-ketir.

Sementara itu, Jepang tidak memiliki hukuman mati bagi pelanggar narkoba. Hanya saja, Negeri Sakura memperingatkan bahwa undang-undang tentang penggunaan ganja dapat berlaku untuk warga negaranya, bahkan ketika mereka berada di luar negeri.

Pada penerbangan dari Kota Shanghai, China ke Bangkok, mulai memperingatkan untuk tidak secara sengaja mencoba ganja di Thailand. Turis diharapkan hati-hati dengan makanan dan minuman yang dapat mengandung ganja.

Selain China, Singapura juga tidak merinci seberapa sering mereka akan menguji warga negaranya yang kembali di Thailand. Menurut apotek di Bangkok, turis dari China dan Singapura jadi yang paling hati-hati untuk membeli ganja.

Mereka biasanya menanyakan tentang berapa lama jejak ganja akan berada di dalam sistem darah dan apakah ada produk detoksifikasi.

Saking tingginya permintaan ganja oleh turis asing, toko ganja di Bangkok sekarang hanya memperkerjakan karyawan yang berbicara bahasa Inggris.

"Anda tidak perlu berbicara bahasa Inggris dengan sempurna, tetapi Anda perlu berkomunikasi dengan orang asing," kata Kueakarin Thongwilai, manajer toko ganja di Bangkok.

Katanya, sekitar setengah dari pelanggannya adalah pengguna ganja debutan dan kebanyakan adalah orang Asia. Beberapa ingin mencoba produk ganja yang dapat dimakan, tetapi Thongwilai mengatakan dia mencoba mengarahkan mereka ke arah rokok.

"Makanan yang dapat dimakan membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna dan selama waktu itu orang mungkin makan lebih banyak lagi dan bisa mengarah ke pengalaman yang berlebihan bagi pemula," kata dia.

Kembali ke turis Jepang itu, dia ketagihan ganja sejak saat itu. Dia merokok ganja setiap hari dengan mengunjungi toko yang berbeda, membandingkan harga, dan mencoba jenis yang berbeda.

"Saya berlatih melinting setiap hari," dia menjawab dengan mantap.

Dalam aturan di Thailand, sanksi pidana penjara selama tiga bulan, hingga denda senilai 25.000 baht Thailand (sekitar Rp 10,5 juta) masih akan diterapkan bagi mereka yang kedapatan mengonsumsi ganja di ruang terbuka. Selain itu, produk ekstraksi dari ganja untuk kepentingan rekreasi yang mengandung sekitar 0,2% tetrahydrocannabinol, atau THC tetap dinyatakan illegal. THC merupakan senyawa kimia dalam ganja yang menyebabkan orang mabuk.




(bnl/fem)

Hide Ads