Singapura menjadi magnet Warga Negara Indonesia (WNI), bukan hanya sebagai destinasi liburan tetapi juga sebagai pindah warga negara. Apa daya tarik?
Data mengejutkan ditunjukkan Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham Silmy Karim bahwa warga negara Indonesia (WNI) berbondong-bondong pindah menjadi warga negara Singapura. Detailnya, tahun 2022 mencapai 1.091 orang dan selama 2021 mencapai 1.070 orang.
Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan diduga salah satu alasan tersebut karena penghasilan di Singapura jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghasilan di Singapura jauh lebih tinggi dari di Indonesia sehingga biaya hidup yang juga relatif tinggi tidak menjadi masalah. Bekerja di Singapura memberi kepastian masa depan," ujar Anthony saat dihubungi detikFinance.
Singapura juga memiliki daya tarik dengan ketertiban dan kebersihannya.
"Bagi yang suka hidup damai dan tentram, Singapura menjadi pilihan utama. Bukan hanya bagi orang Indonesia, tetapi juga bagi orang Barat," kata Anthony.
Sepakat dengan itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal juga menilai gaji di Singapura yang lebih tinggi menjadi alasannya.
"Ada beberapa manfaat yang dikejar oleh anak muda pada umumnya. Yaitu, para pencari kerja mencari standar gaji yang lebih tinggi dan itu memang kita lihat standar gaji di Singapura memang lebih besar," kata Faisal.
Selain itu, di beberapa posisi pekerjaan terkadang tersedia di Singapura, namun tidak ada di Indonesia. Faisal mencontohkan misalnya sains, dari sisi peralatan laboratorium di Indonesia ada gap cukup tinggi dibandingkan dengan Singapura.
"Banyak sekali lulusan sains warga Indonesia di luar negeri itu menyoroti ini sebagai satu tantangan kalau bekerja di Indonesia. Sementara kalau di luar sudah jauh lebih bagus dari sisi fasilitas untuk menjalankan bidang keilmuan dia," ujar dia.
Salah satu WNI yang pindah warga negara adalah Septian. Awalnya, ia mendapatkan beasiswa dan sempat bekerja di Singapura hingga kemudian memutuskan untuk pindah menjadi WN Singapura karena kesempatan kerja.
Septian bekerja sebagai teknisi Kesehatan di rumah sakit umum terbesar di Singapura. Dia menyebut pekerjaannya belum ada di Indonesia, atau kalaupun ada, levelnya tidak seperti di Singapura.
Selain hal tersebut, fasilitas publik yang memanjakan turut menjadi alasannya untuk tinggal menetap, hingga menjadi warga negara Singapura.
"Di Singapura keluarga kami bisa tinggal di rumah susun public, ke mana-mana menggunakan transportasi publik, sekolah (anak) di sekolah negeri, saya bekerja di RS Umum, jadi lebih ke.... Saya melihat bahwa hidup yang so-called baik itu justru hidup yang bisa menikmati fasilitas-fasilitas publik ini," kata Septian kepada BBC News Indonesia.
"Adik saya tinggal di Jakarta dan dia juga sudah punya anak. Saya lihat justru mungkin anak dia tuh biaya hidupnya lebih tinggi dari anak saya. Sekolah [swasta] lebih mahal, ke mana-mana mesti diantar-jemput naik mobil, segala macam," kata dia.
Tetapi meskipun sudah menjadi warga negara Singapura, Septian mengatakan dia tidak pernah meninggalkan identitasnya sebagai orang Indonesia.
"Ketika aku pindah tidak berarti aku meninggalkan ke-Indonesia-anku. Justru aku menjabarkan identitasku sekarang sebagai Indonesian-Singaporean," ujarnya.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit