Belakangan heboh dilaporkan lebih dari seribu WNI pindah menjadi WN Singapura. Rupanya, menjadi warlok atau warga lokal negeri singa memiliki banyak kemudahan, termasuk paspor yang sangat kuat.
Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham Silmy Karim membeberkan data yang mengejutkan. Ia menyebutkan lebih dari seribu warga negara Indonesia (WNI) pindah menjadi warga negara Singapura. Detailnya, tahun 2022 mencapai 1.091 orang dan pada 2021 mencapai 1.070 orang.
Selain transportasi publik yang nyaman dan fasilitas yang serba modern, perbedaan keuntungan sebagai warlok juga dinilai menjadi magnet bagi orang asing, termasuk WNI, untuk pindah ke Singapura. Ya, sama-sama tinggal di Singapura tetapi status warga negara asing dan warlok menjadi pembeda yang untuk biaya di sebagian bidang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman itu disampaikan oleh Dwi Phalita. Dia WNI yang sempat tinggal di Singapura untuk kuliah dan bekerja selama hampir enam tahun.
Ia menjelaskan perbedaan keuntungan biasanya terbagi menjadi tiga kluster, yakni para pendatang, permanent resident, ataupun warga negara Singapura. Perbedaan itu meliputi sektor pendidikan dan kesehatan.
"Di satu sisi, kenapa teman-teman banyak yang berpikir pindah kewarganegaraan karena Singapura memiliki fasilitas yang lebih sip," kata Dwi dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (14/7/2023).
"Selain itu, Singapura dinobatkan salah satu kota yang biaya hidupnya cukup tinggi terutama untuk ekspatriat. Mungkin di banyak negara juga ada, biaya pendidikan, kesehatan dibedakan antara foreigner, permanent resident, sama singaporeans (warga negara Singapura). Nah, sebagai singaporeans ini biaya-biaya tersebut jauh-jauh lebih murah dibandingkan orang asing," katanya.
Dia mencontohkan dalam hal biaya untuk pendidikan. Berkaca pengalamannya saat melanjutkan S3 di Singapura, biaya pendidikan antara dia dan teman satu kampus yang merupakan warlok nominalnya jauh berbeda.
"Biaya pendidikan juga lumayan jomplang sih. Contohnya, waktu saya di universitas jenjang S3 itu per semester kalau nggak salah bisa sampai 11 ribu dollar, itu untuk foreigners. Sementara itu, untuk singaporeans hanya sekitar seribu-an dollar, kalau nggak salah, saya sudah nggak hafal, tapi intinya cukup sangat timpang. Terutama, ketika mereka ingin menyekolahkan anak-anaknya," kata dia.
Perbedaan biaya itu juga ada pada pendidikan dasar. Kendati Singapura terkenal akan kemudahan akses pendidikan, tapi perbedaan biaya pendidikan dasar untuk orang asing dan warlok tetap ada.
Satu hal lain yang menggiurkan adalah, Singapura memiliki paspor yang sangat kuat. Merujuk visa indeks, pemegang paspor Singapura bebas visa ke 192 negara.
"Juga kualitas paspor Singapura yang lebih powerful ya dibanding Indonesia. Jadi buat teman-teman yang punya hobi traveling, itu lebih dimudahkan untuk itu," kata dia.
Walau begitu, menurutnya benefit yang didapatkan tersebut tak cuma-cuma. Warga negara Singapura perlu membayar biaya rutin yang lebih tinggi dibandingkan warga negara asing yang bekerja di Singapura. Ada Central Provident Fund (CPF) yang perlu dibayarkan oleh warga negara Singapura dan yang memiliki permanent resident.
"Tapi jadi WN juga sebenarnya ada yang semacam dana pensiun. Jika kita punya gaji yang sama dengan Singaporean, nah seorang Singaporean itu kena potongan lebih gede (gajinya). Tapi sebenarnya itu nanti kembali ke mereka lagi. Semacam jaringan kesehatan mereka, ada juga bagian semacam dana pensiun," kata dia.
"Mungkin pembedanya seperti itu ya, mereka punya private access dengan biaya yang lebih murah tapi mereka dikenakan potongan dari gaji akan sedikit lebih tinggi," dia menambahkan.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!