Pensiunan pilot ini harus menghadapi hukuman setelah berpura-pura menjadi pengacara untuk membela temannya. Padahal, dia tidak punya kualifikasi untuk itu.
Diberitakan The Guardian, Senin (17/7/2023) adalah pensiunan pilot Qantas Nathaniel Whitehall (55) yang berpura-pura membela seorang wanita di pengadilan. Pengadilan Downing Center di New South Wales menjatuhkan sanksi berupa denda USD 4.500 atau sekitar Rp 67 juta dan kewajiban berperilaku baik.
"Orang yang tidak memenuhi syarat untuk berpraktik sebagai pengacara menempatkan klien mereka dalam posisi yang sangat sulit. Jika salah satu dari masalah ini menyebabkan kerugian atau kerusakan pada klien maka mereka berada dalam posisi tidak memiliki perlindungan asuransi," kata jaksa David Viney.
Nathaniel menjadi pilot Qantas selama 20 tahun dan pensiun dini pada tahun 2020. Alasannya, dia ingin sesuatu hal yang baru dalam hidupnya. Kemudian, dia bekerja di perusahaan pengangkutan Newcastle.
Eh, saat bekerja itu dia malah coba-coba untuk turut menyiapkan dan menjadi saksi penandatanganan beberapa surat wasiat keluarga dan berpura-pura menjadi pengacara. Bahkan, dia secara resmi mewakili seorang wanita atas pelanggaran lalu lintas di pengadilan setempat Belmont pada akhir tahun 2020.
Nathaniel mewakili dirinya sendiri selama persidangan dan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari kepalsuan hukumnya.
"Saya, dalam beberapa kasus, hanya membantu teman atau kolega," katanya.
Hakim Juliana Crofts mengatakan pelanggaran tersebut berada di bawah kisaran menengah tetapi dia khawatir mantan pilot ini tidak menunjukkan penyesalannya.
Nathaniel memiliki waktu 28 hari untuk membayar dendanya dan akan dibebaskan dari tatanan komunitasnya pada Juli tahun depan.
Simak Video "Video: Membahas Wacana Maskapai Hanya Gunakan 1 Pilot"
(sym/fem)