Kirab pusaka malam 1 Suro di Keraton Solo selalu dinantikan oleh masyarakat. Inilah kisah kesetiaan warga Solo yang sudah puluhan tahun menonton acara itu.
Tidak hanya warga Solo, kirab malam 1 Suro juga dihadiri oleh warga dari luar Kota Solo. Salah satunya Ngaditumi (80), warga Boyolali yang mengaku sudah puluhan tahun menyaksikan kirab pusaka malam 1 Suro Keraton Solo. Bahkan ia berangkat dari rumah sejak sore hari.
"Iya sudah lama ikut ini, sudah 40 tahun lihat kirab ini. Kalau biasanya dari rumah sekitar pukul 15.30 WIB sore," kata Ngaditumi kepada wartawan di Kori Kamandungan Keraton Solo, Rabu (19/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngaditumi mengaku berangkat dari rumah naik bus. Meskipun usianya sudah tidak lagi muda, namun ia tetap semangat melihat kirab malam 1 Suro.
"Biasanya naik bus, memang sengaja ke sini buat melihat kirab ini," ungkapnya.
"Pernah ikut rayahan letong (kotoran kebo) Kyai Slamet, sedapatnya, kalau nggak yaudah. Intinya ke sini sowan Gusti Ratu selamat semua, itu yang paling baku," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Potro warga Klaten yang sudah puluhan tahun hadir saat kirab malam 1 Suro.
"Iya rutin setiap tahun sudah 32 tahun datang terus. Iya ke sini untuk mencari ketentraman, ya nanti kalau dapat sekar songkokan (bunga) biar tenang gitu kalau lagi banyak pikiran, jadi dikeringkan terus buat mandi," tuturnya.
Ia mengaku juga pernah berebut kotoran kebo bule. Namun untuk tahun ini masih akan melihat situasinya.
"Dulu pernah rebutan letong (kebo bule) juga, tapi kalau sekarang nanti liat dulu diarak atau tidak. Katanya kalau dapat bisa bikin subur tanah," pungkasnya.
Sementara itu, Kori Kamandungan Keraton Solo selalu dipadati warga yang hendak menonton kirab pusaka malam 1 Suro.
---------
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!