Situs Gunung Jaha di Kelurahan Linggasari, Kabupaten Ciamis diyakini masih menjadi habitat harimau hitam. Satwa itu dikaitkan dengan kelestarian hutan di sana.
Kisah turun-temurun diyakini warga sekitar bahwa jika ada warga yang mengambil ranting atau pohon untuk kayu bakar di Gunung Jaha atau sekitarnya maka akan didatangi oleh sosok makhluk yang berwujud 'maung hideung' (harimau hitam). Sampai-sampai masyarakat pun tidak ada yang berani mengambil ranting atau pun pohon untuk dijadikan kayu bakar.
Faktanya, pepohonan di Gunung Jaha tinggi dan besar. Usia pohon tersebut diperkirakan sudah ratusan tahun. Pohon-pohon tersebut pun mengelilingi area makam leluhur Linggasari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung Jaha pun telah ditetapkan sebagai hutan kota, karena kondisinya yang masih terjaga dengan rimbunnya pepohonan. Situs itu tidak terganggu kendati ada pembangunan akses jalan gang untuk menuju pemakaman.
Didin Muslihudin, tokoh setempat yang juga seorang amil, bercerita bahwa mitos 'maung hideung' tersebut sudah turun temurun dan dipercaya sebagian warga. Menurut Didin sosok maung hideung itu digunakan orang tua terdahulu untuk menjaga hutan dan lahan.
"Suka ada maung hideung. Konon, kalau orang tua dulu menjaga tanahnya dijaga oleh makhluk gaib, ya itu sosok maung hideung," ujar Didin saat berada di Gunung Jaha Linggasari Ciamis, beberapa waktu lalu.
Didin menyebut sempat diceritakan ada warga yang mengambil ranting atau kayu bakar di area hutan tersebut. Namun, warga tersebut tidak meminta izin kepada pemiliknya.
Pada malam harinya warga tersebut mendapat teror didatangi oleh sosok maung hideung tersebut. Kemudian, meminta warga tersebut mengembalikan ranting atau kayu bakar tersebut.
"Jadi kalau mau ambil ranting kayu bakar kalau dalam bahasa Sunda nya suluh harus meminta izin kepada pemilik tanah. Kalau tidak maka akan didatangi. Tujuannya memang untuk menjaga," kata dia.
Sosok makhluk maung hideung ini tidak hanya di seputar hutan saja, namun juga sampai ke Sungai Citanduy di Linggasari. Konon, setiap ada orang yang akan memancing atau menjalankan di Sungai Citanduy, maka sosok maung hideung itu akan mengikutinya.
"Kalau di Citanduy, orang yang mau mancing atau menjala ikan pada malam hari bakal ada yang mengikuti, itu maung hideung. Jadi mitosnya, kalau ingin dapat ikan banyak, jadi ikan yang pertama didapat itu diberikan ke sosok itu, caranya dilemparkan saja ke pinggir sungai," kata dia.
Menurut Didin, cerita tersebut sudah cukup berkembang lama masyarakat. Namun dari cerita mistis itu ada hal positif yang dapat diambil. Seperti mitos mengambil ranting didatangi oleh sosok itu, mengajarkan bahwa orang jangan dibiasakan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya. Alangkah baiknya meminta izin terlebih dahulu kepada yang berhak.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikJabar. Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol