Heboh Kasus Alshad, Sandiaga Menanti Hasil Investigasi

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 01 Agu 2023 18:35 WIB
Foto: instagram Alshad Ahmad.
Jakarta -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga mengikuti kasus kematian harimau Benggala peliharaan Alshad Ahmad. Dia meminta agar aktivis menunggu hasil investigasi dari kematian satwa langka ini.

Kasus matinya anak harimau Benggala peliharaan selebgram Alshad menjadi sorotan berbagai pihak. Hewan buas yang dilindungi di India ini dipelihara dan dijadikan konten oleh Alsyad. Kematian ini bukanlah yang perdana, namun sudah yang ketujuh.

Sandiaga juga mengikuti perkembangan kasus ini. Dia menyadari bahwa untuk bisa memelihara satwa liar dan langka ini butuh perizinan yang banyak dari KLHK dan Balai Konservasi. Terkait kematian anak Benggala, dia ikut berduka cita.

"Turut berduka cita sekali karena itu adalah hewan yang sangat-sangat langka dan dilindungi," kata Sandiaga Uno dalam jumpa media, Senin (31/7/2023).

Sandiaga juga berharap untuk para pecinta hewan bersabar menunggu hasil investigasi. Jika memang ada kesalahan, berarti langkah selanjutnya adalah evaluasi izin terkait pemeliharaan satwa seperti ini.

"Lebih berprasangka baik dulu menunggu hasil investigasi, jangan langsung menghakimi tapi kita tunggu dulu kenapa sampai terjadi kejadian meninggalnya satu ekor satwa tersebut. Dan, seandainya ada kesalahan atau mungkin dari segi tindakan yang membahayakan itu harus segera dievaluasi izinnya yang diberikan. Harus bisa substansi sampai nanti ada ada kepastian hewan-hewan yang dipelihara tentunya bisa dijamin keberlangsungannya dan keselamatannya," Sandiaga menambahkan.

BKSDA Jabar angkat suara

Kepala BBKSDA Jabar Irawan Asaad mengatakan meski bukan hewan dilindungi BKSDA harus tetap turut mengamati kelestarian satwa tersebut.

"Bahwa harimau tersebut adalah harimau Benggala atau Panthera tigris, nah Panthera tigris itu secara perundang-undangan kita itu hewan eksotik dari luar, jadi dia statusnya tidak dilindungi," kata Irawan seperti dikutip dari detikJabar, Senin (31/7).

"Tapi walaupun begitu kan kita tetap kekhawatiran, karena kami di BKSDA jangankan harimau tapi juga cicak kami urusi, tokek, ular, buaya. Kami (urusi) semuanya," dia menambahkan.

Irawan menyebut tim dari BBKSDA Jabar turun langsung untuk melakukan pemeriksaan dan mencari tahu penyebab kematian anak harimau tersebut.

"Itu kan sejak tanggal 24 Juli satwa tersebut kati, terus 25 mulai viral kan, 26 kami sudah menurunkan tim, kami sebutnya BAP atau pemeriksaan terkait dengan apa sih penyebab kematiannya," ujarnya.

Saat ini, dokter hewan tengah melakukan nekropsi atau pembedahan dan mengambil sampel organ dari bangkai harimau Benggala itu untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium primata di Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Sampai sekarang belum keluar. Kami menunggu hasilnya itu, itu apa penyebabnya karena ini kan anak harimau ya," kata Irawan.

Selain itu, Irawan menyoroti tentang rentetan anak harimau yang mati di penangkaran Alshad. Sejauh ini, BBKSDA Jabar menerima beberapa kali laporan ada ekor anak harimau milik Alshad yang mati. Pada 2021, dua ekor anak harimau Benggala Alshad mati karena lahir prematur, dan pada 2022 dua ekor lainnya mati dalam kandungan.



Simak Video "Video: Momen Liburan Sandiaga di AS Setelah Tak Lagi Jadi Menparekraf"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork