Peneliti UGM Terheran-heran dengan Lubang Misterius di Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Minggu, 06 Agu 2023 13:05 WIB
Foto: Lubang misterius di Kulon Progo (Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Kemunculan lubang misterius di Kulon Progo secara tiba-tiba membuat tim peneliti dari UGM terheran-heran. Kok bisa?

Fenomena sinkhole atau lubang misterius di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kulon Progo diteliti oleh tim dari UGM. Ahli Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Wahyu Wilopo menyebut fenomena itu tidak wajar.

"Ya jika dilihat dari sisi litologi, ini bukan sesuatu yang umum dijumpai. Jadi ini termasuk temuan baru," ungkap Wahyu saat ditemui dalam proses penelitian sinkhole di Kulon Progo, Sabtu (5/8/2023).

Wahyu menjelaskan, pada umumnya sinkhole akan muncul di lahan batuan yang mudah larut seperti jenis batuan gamping yang jamak ditemui di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan yang terjadi di Kulon Progo, sinkhole justru muncul di lahan batuan breksi. Batuan jenis ini dikenal tidak mudah hancur sehingga kecil kemungkinan memicu terjadinya sinkhole.

"Kita lihat terjadinya lubang di bawah itu kan biasanya dikontrol oleh adanya litologi yang mudah larut. Kalau itu terjadinya di Wonosari atau Gunungkidul merupakan hal yang wajar karena memang (batuan) gamping. Tapi yang menarik di sini kan litologinya adalah breksi yang susah larut," jelasnya.

Hal yang tidak biasa ini, lanjut Wahyu, memunculkan sejumlah dugaan terkait apa sebenarnya yang memicu terjadinya sinkhole di Popohan. Antara lain soal adanya litologi lain yang mudah larut di bawah batuan breksi lahan tersebut dan fenomena tanah labil yang memang terjadi sudah lama di wilayah ini.

"Kalau mengacu pada geologi regional memang di bawahnya breksi ini ada batu gampingnya. Tapi kita nggak tahu apakah amblesnya ini ada di bawahnya breksi, di mana ada batu gamping yang larut, atau memang ada struktur yang membuat material-material yang ada di dalam retakan menimbulkan banyak kekar-kekar yang mempercepat proses larutan," ujarnya.

Atas hal itu, Tim Geologi dari Fakultas Teknik UGM yang dipimpin Wahyu kini telah terjun untuk meneliti fenomena tersebut. Proses penelitian ini menggunakan metode survei geofisika yakni survei yang dilakukan dengan memanfaatkan medan alamiah sebagai bagian propertis bumi.

Adapun alat yang digunakan adalah georadar atau radar penembus tanah yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal yang direfleksikan dari struktur bawah permukaan.

"Dari situ nanti bisa kita identifikasi kondisi bawah permukaan seperti apa. Sehingga kita nanti akan coba membuat profil-profil di bawah permukaan berdasarkan atas hasil dari data geofisika ini," ucap Wahyu.

Seluruh Kawasan Sekitar Sinkhole Akan Diteliti

Wahyu mengatakan, timnya juga akan meneliti seluruh kawasan Popohan dan sekitarnya untuk mengetahui ada tidaknya fenomena serupa yang berpotensi memicu bencana.

"Kita tidak hanya meneliti di sini tetapi secara ruangan, jadi daerah sekitarnya. Sehingga nanti kalau terjadi ada tanda-tanda atau sebagainya itu bisa kita antisipasi. Kira-kira kalau ada kejadian itu terjadi di mana, dan apa yang harus dilakukan," ujarnya.

Wahyu menjelaskan proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mengingat lokasi yang diteliti cukup luas. Ditargetkan proses penelitian bisa rampung sepekan lagi. Hasil penelitian selanjutnya akan disampaikan kepada pemangku kebijakan setempat guna menentukan langkah mitigasi.

"Kita usahakan akan kita analisis mungkin minggu depan. Jadi secepatnya. Nanti kalau sudah ada hasilnya akan dikoordinasikan dengan BPBD. Karena sebenarnya ini masih ada tim lagi yang besok mau datang mendetailkan, mengambil gambar udara, kemudian ada pemetaan detail untuk memetakan tanah gerak di sini. Karena ditemukan banyak bangunan yang retak efek tanah gerak itu," ucapnya.

Rongga Horizontal Ditemukan

Ditemui di lokasi yang sama, Dukuh Popohan, Restu Bayu Permadi mengatakan bahwa di dalam sinkhole tersebut terdapat rongga horizontal yang bentuknya mirip sarang rayap tapi berukuran jauh lebih besar. Temuan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Undip Semarang beberapa waktu lalu.

"Ada mas. Jadi kemarin juga sempat dari Undip Semarang ngirim gambaran sementara (kondisi dalam sinkhole). Jadi di dalam itu ada semacam lubang yang sambung menyambung seperti sarang rayap tapi ukurannya besar," ucapnya.

Bayu menjelaskan rongga horizontal ini menjalar dari titik sinkhole menuju bawah rumah Karyo Dimejo, pemilik pekarangan tempat di mana lubang itu muncul. Rongga ini juga mengarah hingga dusun lain.

"Rongga mendatar ini mengarah arah ke Pedukuhan Mejing dan di bawah rumah pemilik lahan (Karyo Dimejo). Jadi rumah itu seakan mengambang karena di bawahnya berongga," jelasnya.

Bayu mengatakan langkah ke depan yang akan dilakukan oleh pihaknya yakni menutup sinkhole tersebut sebelum masuk musim penghujan. Proses penutupan akan dilakukan setelah penelitian dari sejumlah akademisi terhadap sinkhole itu berakhir.

"Rencananya mau kita timbun, mengingat dari lubang ini kalau terkena air dampaknya akan lebih berbahaya. Tapi untuk sementara ini mumpung belum musim penghujan biar diadakan penelitian dulu, sambil nanti nunggu hasilnya gimana," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, fenomena sinkhole atau kemunculan lubang tanah secara tiba-tiba terjadi di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo.

Lubang yang muncul sejak akhir 2022 ini terletak di pekarangan rumah milik Karyo Dimejo (70). Ukuran lubang sekitar 4,5x2 meter atau setara dimensi mobil sedan. Sedangkan kedalamannya setelah dikuruk sementara menggunakan tanah mencapai lebih dari 5 meter.


------

Artikel ini telah naik di detikJogja.



Simak Video "Video: Penampakan Sinkhole Muncul di Jalanan Maros Sulsel"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork