Dulu Diusir-usir, Kini Burung Tekukur Ditaksir-taksir

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dulu Diusir-usir, Kini Burung Tekukur Ditaksir-taksir

I Putu Adi Budiastrawan - detikTravel
Selasa, 15 Agu 2023 10:05 WIB
Pelaksanaan Lomba Burung Derkuku Bupati Cup 2023 di Taman Sangkur, Kabupaten Jembrana, Minggu (13/8/2024).
Foto: Kontes Burung Tekukur di Bali (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Dahulu, burung Tekukur diusir-usir karena dianggap hama. Namun sekarang, warga Bali sedang naksir-naksirnya dengan burung berkicau itu.

Tak hanya terkenal karena mitos yang melekat, burung tekukur juga menarik perhatian karena kicauannya. Dulu burung ini diburu karena dianggap hama dan merusak padi.

Seiring perkembangan zaman, burung tekukur kini menjadi favorit pecinta kicau burung. Bahkan, menjadi ladang cuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang penghobi burung bernama Ni Made Enteg (68) memelihara burung tekukur dan menjadikannya sumber penghasilan. Harga burungnya mencapai Rp 300 ribu-Rp 500 ribu per ekor.

Perempuan asal Banjar Puana, Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana itu menjadi satu-satunya peserta perempuan yang mengikuti lomba burung derkuku atau tekukur. Lomba Derkuku Bupati Cup digelar di Taman Sangkur.

ADVERTISEMENT

"Suami saya juga suka burung berkicau. Dia ingin ikut lomba, tapi saat ini sedang sakit. Jadi, saya yang mewakili. Hari ini saya membawa tiga burung, dan saya berharap dapat hasil terbaik," kata Enteg, Minggu (13/8/2023) lalu.

Enteg menjelaskan persiapan sebelum mengikuti lomba cukup sederhana, hanya perawatan rutin yang dilakukan setiap hari. Termasuk memberikan makanan dan menjemur burung di pagi hari.

"Saat ini saya merawat 11 burung berkicau di rumah. Selain tekukur, saya juga memelihara burung Perkutut, dan ada satu yang paling mahal, ditawar seharga Rp 3 juta," ungkapnya.

Lebih dari sekadar hobi, burung berkicau juga menjadi sumber penghasilan Enteg dan keluarganya.

"Saya ikut lomba burung berkicau bukan hanya sebagai hobi, tapi juga untuk meningkatkan harga burung. Jika menang, harga burung bisa naik hingga dua kali lipat," ujar Enteg.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan perlombaan ini bukan hanya tentang hobi semata, tetapi juga menjaga kelestarian burung. Ia mengajak komunitas berkontribusi dalam pelestarian burung tekukur. Tambah pun meminta para pecinta burung menghindari perburuan liar.

"Tidak hanya burung tekukur, tetapi semua jenis burung harus dijaga agar tetap lestari," tandasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikBali.




(wsw/wsw)

Hide Ads