Menjelang perayaan 17 Agustus yang setiap tahun kita peringati dengan gegap gempita, tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan: 'Pariwisata yang Merdeka Itu Apa?'
Pariwisata yang Merdeka adalah Pariwisata yang mampu untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas dengan cara menciptakan inovasi, menggerakkan ekonomi, memberikan layanan terbaik bagi wisatawan, meraih pangsa pasar wisatawan domestik ataupun global, dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memastikan keberlanjutan ekosistem di dalamnya.
Untuk mencapai itu ada 4 indikator utama yang dapat menjadi patokan dalam mengukur sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam menjawab tantangan pariwisata Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut Empat Indikator Tersebut:
1. Performance
Indikator yang mengukur kinerja dan dampak pariwisata.
2. Quality & Competitive Tourism Services
Indikator yang melakukan pemantauan kemampuan dari suatu destinasi untuk menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berdaya saing.
3. Attractiveness
Indikator yang melakukan monitoring daya tarik suatu destinasi.
4. Policy Respon and Economic Opportunity
Indikator yang dapat menggambarkan respons kebijakan dan peluang ekonomi di destinasi.
![]() |
Indonesia di dalam peta daya saing pariwisata global telah menorehkan prestasi membanggakan, dimana indeks daya saing pariwisata dan perjalanan atau Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dirilis secara resmi oleh World Economic Forum (WEF) pada 24 Mei 2022, menunjukkan bahwa Indonesia melesat naik 12 peringkat, dari posisi 44 menjadi peringkat 32 besar dunia.
Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, Indonesia berhasil masuk deretan 10 besar dengan menempati peringkat ke delapan. Tentunya prestasi pariwisata Indonesia tidak boleh berhenti di sini.
78 Tahun Republik Indonesia merdeka harus dijadikan momentum untuk semakin menjadikan sektor pariwisata sebagai solusi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, kelestarian lingkungan dan persatuan bangsa.
Bagaimana pengembangan pariwisata bisa menjadi solusi dari perbaikan kualitas udara dan lingkungan misalnya, solusi untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran yang masih cukup tinggi di destinasi-destinasi pariwisata superprioritas, serta solusi untuk menjaga adat istiadat budaya dari para leluhur bangsa ini agar tidak tergerus oleh kemajuan modernisasi.
Kita sadari tantangan pariwisata Indonesia memang masih banyak. Ini membutuhkan kolaborasi kita semua untuk mengatasinya. Optimisme harus tetap ditumbuhkan, seperti optimisme para pendiri bangsa kita dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kalau Bung Karno dan Bung Hatta 78 tahun yang lalu telah berhasil membebaskan Indonesia dari penjajahan, maka saat ini sudah waktunya pariwisata membebaskan negeri ini dari pengangguran, kemiskinan, kerusakan lingkungan, dan menjadikan pariwisata yang semakin melaju untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Salam Merdeka!
------
Artikel ini ditulis oleh Taufan Rahmadi, Anggota Tim Monev Akselerasi KEK Pariwisata Kemenparekraf RI dan telah disunting seperlunya oleh Redaksi.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol