Hilang 17 Tahun, Pria di Klaten Akhirnya Pulang ke Rumah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hilang 17 Tahun, Pria di Klaten Akhirnya Pulang ke Rumah

Tim detikJateng - detikTravel
Senin, 21 Agu 2023 23:05 WIB
P saat dipulangkan relawan ke Desa Sengon, Kecamatan Prambanan.
Foto: Pria hilang 17 tahun akhirnya pulang ke rumah (dok. istimewa)
Klaten -

Hilang selama 17 tahun hingga dinyatakan meninggal dunia, seorang pria di Klaten secara mengejutkan tiba-tiba pulang ke rumah. Ini kisahnya:

Pria berinisial P (46) warga Kecamatan Prambanan, Klaten, akhirnya pulang ke rumah setelah disebut menghilang selama 17 tahun. Dia ditemukan oleh relawan.

Sekian lama tak diketahui keberadaannya, bapak dua anak itu bahkan sudah dibuatkan surat kematian sejak lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Prambanan, Sri Wahyu Setyorini menceritakan, awalnya pada tanggal 5 Agustus 2023 dirinya dikontak relawan di Cikarang, Jawa Barat.

"Relawan tersebut kakaknya perangkat desa. Kemudian menghubungi saya menceritakan soal P dan kami koordinasikan untuk pemulangan," kata Rini, sapaan akrabnya Selasa (15/8) pekan lalu.

ADVERTISEMENT

Rini mengatakan, P ditemukan tahun 2019 lalu di jalanan oleh YouTuber. Ia kemudian dirawat oleh sebuah yayasan.

"Ditemukan tahun 2019 tapi baru mulai sadar dan mengaku itu tahun 2023 ini," jelas Rini.

P akhirnya dipulangkan ke rumahnya di Prambanan pada Sabtu (12/8) siang,

"Sebenarnya orang Kecamatan Jogonalan tapi karena keluarganya di Desa Sengon akhirnya dibawa bertemu keluarga. Kemarin saya diberitahu Pak Lurah kalau mau mengurus KTP, KK dan untuk JKN," sambung Rini.

Kades Sengon, Kecamatan Prambanan, Agus Sumaryono, mengatakan yang bersangkutan diantar oleh pihak yayasan dan relawan YouTuber.

Informasi yang diterima, lanjut Agus, pria itu hilang sejak tahun 2006, setelah gempa bumi Jateng dan DIY. Tidak diketahui secara pasti penyebab pria itu menghilang.

P Terlanjur Dibuatkan Surat Kematian

Camat Prambanan, Puspo Enggar Hastuti mengatakan surat kematian untuk P sudah diterbitkan sejak lama. Menurut informasi dari pemerintah desa, surat kematian itu untuk keperluan pendaftaran sekolah anaknya.

"Surat kematian atau keterangan kematian itu ada, diterbitkan pada zaman sekdes yang sudah purna atau perangkat yang sudah purna," kata Puspo kepada detikJateng, Selasa (15/8) siang.

"Waktu 2006 setelah gempa yang bersangkutan ini meninggalkan rumah dan tidak ada kabar beritanya. Sedang anaknya ada jenjang pendidikan yang harus dilalui, dan karena bapaknya tidak ada kabar dan tidak ditemukan, mungkin terus diterbitkan itu (surat kematian)," papar Puspo.

Pihak Kecamatan, lanjut Puspo, masih mencari titik terang warga tersebut. Dari hasil komunikasi dengan Kades Sengon, ada relawan yang sedang proses membuatkan KTP.

"Menurut informasi dari pemerintah desa melalui kepala desa, ini ada relawan yang sedang pembuatan KTP. Tapi untuk hasil perekaman kami menghubungi TKSK maupun relawan, " kata Puspo.

Puspo mengatakan dari komunikasi terakhir dengan Pemerintah desa, TKSK dan operator kecamatan P tidak tercatat di Prambanan. Yang bersangkutan tercatat warga Dusun Platar, Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan.

"Terakhir sebelum meninggalkan tempat tercatat sebagai warga Platar, Somopuro, Kecamatan Jogonalan. Pengurusan KTP oleh relawan sampai hari ini pun kami belum tahu apakah yang bersangkutan ini ber-KTP menjadi warga Desa Sengon atau Somopuro," pungkas Puspo.

Sebelum didampingi relawan, imbuh Puspo, sebenarnya TKSK Prambanan dan Jogonalan sudah berkoordinasi untuk mengurusnya. Tapi karena sudah didampingi relawan sepenuhnya dalam dampingan relawan.

"Tapi karena sudah didampingi relawan sepenuhnya dalam dampingan relawan dari Desa Sengon," sebut Puspo.

Kades Sengon, Kecamatan Prambanan, Agus Sumaryono menyatakan P saat pergi memiliki dua anak masih kecil. Saat pulang keluarganya juga masih mengenali.

"Keluarga masih mengenali. Tapi aslinya warga Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, yang asli Desa Sengon itu keluarga istrinya," tutup Agus.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng.




(wsw/wsw)

Hide Ads