Jauh di dalam hutan California, Amerika Serikat, terdapat sebuah klub pria eksklusif yang isinya para miliarder super kaya. Selain kembali ke alam, mereka dikabarkan melakukan ritual misterius.
Dilansir dari Daily Star, Selasa (29/8/2023), selama lebih dari 150 tahun, Bohemian Grove telah membingungkan 99% penduduk dunia. Namun sekarang, para mantan karyawan mencoba mengungkapkan fakta klub ini dan menyeret organisasi tersebut ke pengadilan.
Tiga mantan pelayan di tempat yang pernah dikunjungi oleh Henry Kissinger, Bill Gates, Clint Eastwood, dan orang yang mendirikan IBM, Thomas Watson Jr, menyatakan bahwa tempat tersebut seperti pengalaman kuliah, namun dengan lebih banyak uang dan alkohol, ujar mereka kepada Air Mail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau begitu, mereka menjelaskan ada hal-hal yang dilarang seperti obat-obatan terlarang, telepon dan kamera. Hal ini diduga agar tidak ada yang memotret saat orang-orang kaya itu melakukan ritual pembakaran di depan patung burung hantu raksasa.
"Mabuk berat bukanlah hal yang aneh di Bohemian Grove," lanjut laporan tersebut.
Air Mail melaporkan, di sini terdapat hidangan koktail cokelat panas yang dibubuhi obat penenang kuda, yang dikenal dengan nama Nembutal. Hal ini menyebabkan beberapa peminumnya kehilangan kendali atas perut dan kandung kemihnya.
Tempat ini dibagi menjadi beberapa kamp yang lebih kecil, salah satunya disebut Biara. Klub ini didirikan pada tahun 1872 oleh sekelompok jurnalis, penulis, dan aktor.
Saat ini, mereka memiliki aset sekitar 35 juta poundsterling, atau sekitar Rp 673 miliar, dan menghasilkan lebih dari 4 juta poundsterling, sekitar Rp 76,9 juta pada tahun 2020. Di tengah pembatasan berbagai hal karena pandemi virus corona.
Fakta aneh lainnya yang mereka iungkap dari klub ini adalah, beberapa anggota klub yang berkunjung, dikabarkan bebas buang air kecil kapanpun dan di mana pun mereka mau.
Selain itu, walaupun para pekerja bekerja untuk orang-orang kaya, mereka menyebut dipekerjakan dengan terlalu keras.
"Para anggota Monastery memutuskan untuk menyajikan sarapan, makan siang, makan malam, makanan kecil, camilan tengah malam di kamp, yang berarti kami semua bekerja selama 18 jam sehari selama delapan hari berturut-turut," ungkap seorang anggota staf dari kamp tersebut.
"Dan tahun lalu benar-benar menjadi titik kritis bagi saya untuk menyadari bahwa mereka memanfaatkan kami. Saya akan melakukan apa saja untuk orang-orang itu. Saya hanya berpikir hal-hal baik akan terjadi jika saya tutup mulut," ucapnya.
Namun, juru bicara klub membantah tuduhan bahwa para staf bekerja terlalu keras dan dibayar terlalu rendah. Bahkan ia juga menyangkal mereka pernah dipekerjakan.
"Klub telah meninjau tuduhan-tuduhan tersebut dan jelas bahwa klaim-klaim yang muncul dalam gugatan tersebut diajukan oleh individu-individu yang tidak pernah dipekerjakan oleh Bohemian Club dan oleh karena itu, Klub tidak boleh menjadi pihak dalam tindakan ini," ujarnya.
"Klub percaya bahwa ketiga individu ini tahu betul bahwa mereka tidak bekerja untuk Klub dan bahwa gugatan ini merupakan upaya transparan untuk menyeret Klub ke dalam situasi pribadi mereka," ujarnya.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol