Iskandar, seorang seniman yang bisa menyulap sampah menjadi wayang. Karyanya dibeli Museum di Belanda, tetapi sayangnya belum mencuri hati museum dalam negeri.
Persoalan sampah tengah menjadi sorotan di Jogja. Namun, di tangan kreatif Iskandar (60) sampah ini bisa disulap menjadi barang seni dan menghasilkan cuan. Seperti apa kisahnya?
Iskandar mengatakan ide membuat wayang uwuh ini berasal saat dia tinggal di Jakarta. Kala itu, dia mengaku banyak melihat sampah yang berserakan seusai banjir melanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas Ciliwung banjir besar, kampung itu kan kelelep. Setelah banjir reda, sampah-sampahnya berserakan. Dari lihat sampah itu langsung ingat, wah itu bisa buat karya. Akhirnya sampah-sampah itu kami kumpulkan, ada sampah dari seng, ada dari tripleks, sampah kardus, plastik, botol-botol," kata Iskandar saat ditemui detikJogja di kediamannya, Jalan Bimasakti, Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Senin (28/8/2023).
Pada 2013, Iskandar diundang untuk mengikuti pameran di Jakarta bersama perwakilan seniman dari 16 negara. Tak disangka wayang uwuh kreasi bapak dua anak ini dilirik hingga museum Belanda.
"Kalau dari kardus kan biasa, tapi ketika dibalik kardusnya keliatan bekas. Waktu pameran di luar pada suka kalau ada bekasnya. Alhamdulillah ini ada salah satu museum di Belanda yang sudah mengoleksi. Eh, alhamdulillah juga museum Indonesia belum ada," ujar Iskandar sambil tertawa.
Kini karya wayang uwuhnya bahkan sudah menjadi koleksi kolektor di luar negeri. Wayangnya bahkan sudah dikirim hingga ke Bangkok Thailand. Karya buatannya pun tak hanya wayang tapi ada juga lukisan kaca, layang-layang hingga bunga berbahan plastik.
![]() |
Mayoritas limbah sampah yang didapat berasal dari teman maupun keluarga dekat, yang kemudian dikumpulkan dan dipilah oleh Iskandar. Saking banyaknya sampah yang diterima, Iskandar bahkan sampai kewalahan untuk mengolahnya.
"Kalo sekarang itu dikasih sama temen-temen. Bahkan sekarang saya mikir kalau kekurangan waktu. Sampah yang banyak itu saya bikin wayang sendirian," ujar mantan pegawai di perusahaan tambang ini.
Iskandar menyebut lama pengerjaan satu wayang uwuh tergantung dari kerumitan dan bahan baku yang digunakan. Dia mengungkap ada karya wayang uwuhnya yang ditawar hingga jutaan rupiah.
"Nggak tentu, kadang satu wayang saya bikin dua bulan. Nah, itu yang mahal karena tingkat kerumitannya kan tinggi. Ada wayang yang sudah ditawar Rp 3 juta nggak saya kasihkan karena saya suka. Kalau saya bikin wayang dari botol mineral, paling 1-2 jam selesai. Kadang kalau bisa cepat mungkin sehari bisa tiga kalau mood," jelasnya.
Sempat Dikira Orang Gila saat Cari Sampah
Suka duka pun dilalui selama mengerjakan karya seninya. Ia mengenang pernah disangka sebagai orang gila saat mencari sampah untuk bahan membuat wayang.
"Kalau cari sampah sendiri, yang namanya seniman kadang pakai sandal selen (bukan pasangannya) tuh. Kanan-kiri mungkin yang kiri biru, yang kanan merah. Yang penting nikmat kan? Sambil cari sampah disangka orang gila, nggak masalah. Sering zaman dulu gitu disangka orang gila," ujarnya.
![]() |
Pria lulusan STIE YKPN ini juga menyempatkan waktu untuk edukasi mengolah sampah menjadi cuan. Dia sering mengadakan workshop dan mengajak anak muda untuk menuangkan ide seninya di atas limbah plastik.
"Kadang saya ngasih workshop di sini untuk anak-anak, untuk remaja. Ngelukis besek tapi tokoh wayang. Nah dengan ngelukis di besek, saya bisa menerangkan fungsi besek untuk masalah keramahan lingkungan," ucap Iskandar.
______
Baca artikel selengkapnya di detikJogja
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional