Seorang turis Prancis ditangkap polisi saat ketahuan mencuri kerikil pantai hingga 41 kg. Entah apa yang merasuki turis ini.
Diberitakan euronews, Jumat (1/9/2023) Sardinia yang terkenal dengan eksotis pantainya harus berhadapan dengan turis nakal. Ada lho turis yang mencuri sebagian besar kerikil pantai.
Biasanya, kalau ke pantai kadang ada traveler yang mengambil sedikit pasir sebagai kenang-kenangan (tapi ini tidak boleh ya!) hingga mencari cangkang atau kerang untuk dibawa pulang. Turis yang satu ini malah mencuri kerikil 41 kg lho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun harus berhadapan dengan denda hingga β¬3.000 setelah polisi menemukan 41 kilogram kerikil dan batu dari pantai Lampianu yang masih asli di bagasi mobilnya. Dia dicegat ketika mencoba menaiki feri dari Porto Torres ke Pelabuhan Nice Prancis.
Pantai pasir putih Sardinia terkenal di dunia. Namun apabila kamu mengambil, menahan, atau menjual pasir, kerikil, batu, atau kerang dari pantai atau laut dapat dikenakan denda hingga 3.000 euro. Wisatawan bahkan dapat menghadapi hukuman penjara jika mereka terbukti bersalah atas tuduhan pencurian dengan keadaan yang memberatkan karena telah mencuri aset utilitas publik.
Dampak pasir hingga kerikil pantai bila dicuri
Pada tahun 2019, sepasang suami istri asal Perancis tertangkap membawa 14 botol plastik berisi pasir seberat 40 kg. Ini mungkin tampak seperti masalah kecil, namun mencuri pasir dan kerikil dari pantai dapat menimbulkan konsekuensi ekologis yang serius.
"Hanya sebagian kecil wisatawan yang berkunjung ke Sardinia yang menghabiskan waktunya untuk menggali pasir seberat 40 kg. Tetapi jika Anda mengalikan setengah jumlah tersebut dengan 5 persen dari satu juta wisatawan per tahun, dalam beberapa tahun hal tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap berkurangnya jumlah pantai," kata ilmuwan lingkungan Sardinia Pierluigi Cocco.
Pada tahun 2021, kampanye 'Sardinia merampok dan menjarah' ('Sardegna rubata e depredata') memperkirakan setidaknya enam ton pasir telah diambil dari pantai pulau tersebut pada pertengahan Agustus.
"Kebanyakan orang tidak punya motif. Mungkin untuk membangkitkan rasa iri teman dan kerabat, untuk menghidupkan kembali emosi liburan di ruang tamu mereka, atau bahkan untuk mendekorasi akuarium," tulis seorang juru kampanye 'Sardinia yang Dirampok dan Dijarah' di halaman Facebook-nya.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!