Menapaki Jejak Prostitusi di Malang, Ada Lokalisasi Girun yang Legendaris

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menapaki Jejak Prostitusi di Malang, Ada Lokalisasi Girun yang Legendaris

Muhammad Aminudin - detikTravel
Jumat, 08 Sep 2023 16:02 WIB
eks lokalisasi girun
Eks lokalisasi Girun. Foto: Muhammad Aminudin
Malang -

Lokalisasi Girun di Kabupaten Malang pernah menjadi bisnis prostitusi yang berjaya pada masanya. Bisnis prostiusi ini terbilang legendaris.

Lokalisasi Girun merupakan salah satu dari tujuh lokalisasi yang telah ditutup Pemerintah Kabupaten Malang pada 2014. Dari tujuh lokalisasi tersebut, Girun yang bisa dibilang cukup kesohor. Girun sendiri merupakan nama orang yang konon diyakini sebagai perintis bisnis esek-esek yang berada di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Cerita tentang lokalisasi Girun berawal dari seseorang bernama Buaman di awal tahun '80-an yang menampung tuna wisma dengan membuatkan mereka rumah-rumah petak di sebuah tanah kosong di selatan Pasar Gondanglegi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari rumah petak itulah bisnis prostitusi dimulai. Namun warga kemudian mengusir mereka karena kegiatan mereka mengganggu warga. Mereka sempat pindah ke sebelah selatan kuburan. Namun, itu juga tak lama karena rumah petak mereka dibongkar aparat.

Mereka lalu pindah ke tanah milik PT KAI di tahun 1983. Saat pindah inilah Girun yang dikatakan sebagai 'pemilik tanah' mengakuisisi bisnis Buaman. Bisnis prostitusi itu pun cepat berkembang dan dikenal dengan nama lokalisasi Girun.

ADVERTISEMENT

Waktu itu lokalisasi Girun menampung setidaknya 89 pekerja seks komersial yang dikelola oleh Girun sendiri dengan mendirikan bilik-bilik yang berisi tiga sampai empat kamar di dalamnya. Girun memanfaatkan lahan PT KAI untuk mendirikan bilik tersebut.

Usut punya usut Girun sendiri ternyata adalah pendatang dan bukan asli Gondanglegi, melainkan warga di satu kecamatan yang berada di sisi selatan yakni Pagelaran. Menurut Slamet (65), warga yang tinggal di sekitar eks lokalisasi Girun mengungkapkan bahwa Girun awalnya mendirikan beberapa petak rumah di atas lahan PT KAI.

"Pak Girun dulu bangun rumah petak di situ (PT KAI), beliau asalnya Pagelaran. Ada 10 bilik begitu. Terus kemudian dibongkar dua tahun lalu," ujar Slamet saat ditemui detikJatim di lokasi, Selasa (23/5/2023).

Slamet bersama keluarga sendiri telah menempati satu rumah tak jauh dari eks lokalisasi Girun sejak 1977 lalu. Namun, ia tak begitu banyak membicarakan aktivitasnya masa lalu dengan alasan karena banyak bekerja di luar.

"Saya mulai tahun 1977 di sini, sebelum ada Pak Girun. Baru sekarang saya banyak di rumah, Dulu sering mengamen sampai ke luar kota," terang Slamet.

Slamet seakan memberikan tanda bahwa dirinya tak begitu mengetahui aktivitas di lingkungannya karena sering banyak beraktivitas di luar rumah.

Namun berdasarkan penuturan Slamet, Girun merupakan sosok yang dikagumi banyak orang. Hal itu terbukti ketika Girun meninggal sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, banyak orang datang untuk mengantar proses pemakamannya.

"Pak Girun meninggal tiga tahun lalu, usianya hampir 90 tahun ada. Saat meninggal banyak yang antar ke makam," terangnya.

Berita selengkapnya, baca di detikJatim.




(pin/fem)

Hide Ads