Pariwisata yang berkelanjutan atau ekowisata mulai digarap serius oleh banyak negara. Tapi melalui studi terbaru, peneliti mulai tidak setuju.
Dilansir dari The Independent UK pada Jumat (8/9), ekowisata hiu paus adalah salah satu yang sedang naik daun. Turis bisa berenang bersama hiu paus di laut karena satwa ini sangat jinak.
Melalui laporan yang diterbitkan dalam Jurnal Scientific Report, hiu paus (Rhincodon typus) menunjukkan pola perilaku yang terganggu di hadapan manusia, seperti gerakan cepat dan zigzag yang dilakukan untuk melarikan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Populasi hiu secara global sedang menghadapi penurunan drastis. Ekowisata mungkin mempunyai dampak signifikan terhadap pencarian makan, potensi perilaku dan reproduksi hiu paus," tulis peneliti.
Ekowisata dianggap sebagai solusi potensial bagi banyak permasalahan yang dihadapi dalam konservasi hiu. Namun dalam penelitian menunjukkan bahwa aktivitas tersebut dapat berdampak negatif pada aspek ekologi hiu dan semakin menekan penurunan populasi hiu.
"Kami menemukan bahwa ekowisata meningkatkan kemungkinan hiu berada di dalam kondisi perilaku yang terganggu, kemungkinan meningkatkan pengeluaran energi dan berpotensi menyebabkan dampak ekologis di hilir," tambahnya.
Joel Gayford, ahli biologi evolusi di Imperial College London dan tim yakin potensi dampak wisata hiu masih kurang dipahami. Untuk itu, penelitian ini menganalisis 39 hiu paus di Teluk La Paz, Meksiko.
Tujuan mereka adalah untuk menilai apakah perilaku hiu berubah ketika ada perenang di sekitar mereka dibandingkan dengan hiu yang berenang sendirian.
Para peneliti mengatakan mereka mendapatkan peningkatan pola perilaku yang terganggu ketika ada manusia yang berenang di sekitar mereka. Ini membuat hiu paus mengeluarkan banyak energi dibandingkan saat berenang sendirian.
Tim percaya bahwa perilaku ini dapat mempersulit hiu paus untuk berburu makanan dan berspekulasi bahwa hal ini mungkin mempengaruhi keberhasilan reproduksi.
Berdasarkan temuan mereka, para peneliti menyarankan agar operator pariwisata didorong untuk menilai perilaku setiap hiu sebelum mengizinkan perenang masuk ke dalam air.
Jarak minimun antara hiu dan turis juga harus diatur, yaitu sekitar tiga meter di beberapa tempat.
"Secara khusus, kami menyarankan agar hiu yang melakukan gerakan cepat dan membuat gerakan menyudut harus dihindari," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol