Musim kering yang panjang juga menyibak femonena serupa di Waduk Jatigede. Bekas rumah bermunculan di salah satu waduk terbesar Indonesia itu.
Musim kemarau yang tengah melanda membuat volume air Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang mengalami penyusutan. Akibatnya, puing-puing rumah bekas permukiman warga pun kembali bermunculan.
Kondisi itu seperti terlihat di wilayah pesisir di Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja. Sejumlah puing bangunan rumah bekas permukiman warga pun terlihat di sana. Beberapa puing bekas sumur warga pun masih tampak berdiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya puing bangunan rumah yang dulunya milik Agus Supratman (52) yang berlokasi di Desa Pakualam.
![]() |
"Dulu rumah saya di sana tapi sekarang sudah pindah ke atas, masih di kawasan Desa Pakualam," ucap Agus kepada detikJabar sambil menunjuk ke arah bangunan rumah yang muncul kembali dari dasar Waduk Jatigede akibat kemarau.
Agus menyebut, saat ini puing-puing bekas bangunan rumah yang muncul kepermukaan di antaranya terlihat di Desa Pakualam dan Desa Cipaku.
"Kalau di sini puing yang terlihat itu ada di wilayah Desa Pakualam dan Desa Cipaku. Dulunya mah desa Cipaku cuma dimekarkan jadi Desa Pakualam, Desa Cipaku dan Desa Karangpakuan," paparnya.
Agus menjadi salah satu warga yang terdampak akibat adanya pembangunan Waduk Jatigede. Kampung halamannya terendam oleh genangan air Waduk Jatigede.
Tempat tinggal Agus dan kekurangannya kini telah pindah lokasi namun masih berada di Desa Pakualam. Di usianya kini, mata pencahariannya adalah serabutan. Dulunya, Agus pernah bekerja di Kota Bandung.
Saat musim kemarau seperti sekarang ini, Agus biasa memanfaatkannya dengan mencari keong sawah serta bercocok tanam di pesisir Waduk Jatigede.
Baca artikel selengkapnya di detikJabar
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!