Saat pandemi Covid-19, usaha lain tutup bahkan hingga gulung tikar, Sari Timbul Glass Factory malah mengembangkan usahanya. Dari usaha kaca tiup menjadi spot foto yang cantik dan estetik.
Jika traveler berlibur ke Tegalalang, pasti sudah tak asing dengan spot foto instagramable yang satu ini. Sari Timbul Glass Factory namanya. Sudah estetik, tiket masuknya juga ramah di kantong.
Sesuai dengan namanya, Sari Timbul Glass Factory adalah salah satu pabrik kerajinan kaca tiup yang memanfaatkan limbah kayu dan kaya menjadi sebuah karya. Sudah berjalan kurang lebih 10 tahun, I Gede Rediawan selaku owner dari Sari Timbul Glass Factory tak hanya bekerja sendiri. Usaha ini memiliki 50 karyawan yang dibagi menjadi lima bagian produksi.
Tak berhenti pada usaha kaca tiup, I Gede Rediawan mendirikan sebuah spot foto yang estetik dan instagramable yang letaknya tak jauh dari galeri kaca tiup miliknya. Jika masuk ke sini, traveler bak masuk ke negeri dongeng.
"Awal sekali, pertama itu ada yang kesulitan membuang akar leci yang besar itu. Di sini kita bersifat menampung aja siapa tau berguna. Setelah saya simpan beberapa bulan ternyata ada orang Kalimantan yang beli dan minta dibuatkan medusa dari akar tersebut," kata I Gede Rediawan, owner Sari Timbul Glass Factory.
Merasa senang akan pesanan medusa tersebut, I Gede Rediawan mulai gencar membeli akar pohon. Uniknya, pengembangan usaha yang dilakukan oleh I Gede Rediawan ini dilakukan ketika pandemi Covid-19 telah melanda Bali.
"Puji syukur saat pandemi Covid-19 ada yang membeli akar yang sudah kami buat. Setelah dibeli, saya punya ide kenapa nggak kita manfaatkan dan kembangkan dengan ciri khas budaya Bali," kata I Gede Rediawan.
Melihat banyaknya teman-teman yang menganggur dikala pandemi Covid-19, membuat I Gede Rediawan mulai mengajak beberapa orang untuk gencar mencari dan memahat akar.
"Kita mulai gencar mencari akar saat pandemi Covid-19. Saya melihat juga banyak teman-teman yang menganggur, jadi saya ingin mengajak untuk mencari akar. Walau harus berhutang tapi saya ingin bermanfaat untuk teman-teman yang PHK. Jadi kami menampung teman-teman untuk bekerja, malahan sampai ada mantan manajer hotel yang ikut bekerja," ujar I Gede Rediawan.
Disaat usaha lain tutup bahkan hingga gulung tikar, Sari Timbul Glass Factory malah mengembangkan usahanya hingga terkenal. I Gede Rediawan selaku owner Sari Timbul Glass Factory bahkan tak melakukan PHK ketika terjadi pandemi Covid-19.
"Disaat pandemi Covid-19, kita di sini nggak ada PHK. Malahan kita membantu mempekerjakan yang kena PHK. Disaat itu kita menampung banyak, bahkan sampai norok bayar gajinya," kata I Gede Rediawan.
Pengembangan usaha patung dari akar ini juga tak jauh dari dampak lesunya usaha kaca tiup yang dialami oleh I Gede Rediawan. Pandemi Covid-19 membuat orderan kaca tiup dari Sari Timbul menjadi sepi.
"Waktu itu lesu, kita stok akar dan buat karya patung. Kita lesu di produksi kaca, jadi saya alihkan teman-teman yang bekerja ke usaha akar ini, sehingga tidak ada PHK. Kita tetap ada pemasukan dari akar ini walaupun lesu," kata I Gede Rediawan.
Semua akar yang diperoleh disulap menjadi karya seni pahat yang memukau. Akibat kecintaannya pada konsep alam membuat I Gede Rediawan mulai menata semua karya seninya.
"Setelah itu, karena kebetulan saya senang dengan konsep alam dan kebetulan kita memiliki bahan, jadi semuanya kita tata. Bikin rumah pohon, barong, kolam ikan dengan batu alam dan embun, serta tanaman yang memperindah penataan kita. Jadilah spot foto yang sekarang ini," ujar I Gede Rediawan.
Ternyata pandemi Covid-19 membawa cuan bagi I Gede Rediawan selaku owner dari Sari Timbul Glass Factory. Bagi traveler yang berkunjung ke Tegalalang, jangan sampai melewatkan destinasi yang cantik dan estetik ini.
Simak Video "Video Sensasi Makan di Warung Sambil Lihat Aneka Satwa dari Dekat"
(fem/fem)