Dubai terkenal akan kemewahan dan hal-hal glamor di dalamnya. Namun, siapa sangka Dubai ternyata ingin tarik backpacker asal Indonesia.
Kemewahan kota Dubai, Uni Emirat Arab telah tersebar di penjuru dunia. Kehidupan mewah masyarakatnya, gedung pencakar langit, mobil Ferrari, kerap diasosiasikan di sini.
Misalnya saja Burj Khalifa, yakni sebuah gedung pencakar langit yang memiliki 163 lantai dan tinggi 828 meter. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di dunia, sehingga banyak menarik wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terlihat sebagai destinasi mewah, Dubai tak ingin mengesampingkan backpacker atau wisatawan budget, khususnya dari Indonesia. Hal itu dipaparkan oleh Dubai Economy and Tourism dalam event Media Luncheon di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Mereka membagi klasifikasi wisatawan asal Indonesia menjadi enam bagian, yakni Budget/Value Traveler, Adventurous Traveler, Weekend Traveler, Responsible Traveler, All-inclusive Traveler, dan Luxury Traveler.
Pada data yang mereka bagikan, disebut 48 persen wisatawan Indonesia yang datang ke Dubai merupakan wisatawan budget atau value traveler. Lalu diikuti dengan Adventurous traveler atau yang berfokus terhadap eksplorasi destinasi dan aktivitas outdoors sebesar 13 persen. Kemudian diikuti pula Responsible Traveler yang berfokus pada fokus kesehatan, dampak lingkungan, berpikiran budaya sebesar 11 persen. Sementara Luxury Traveler dari Indonesia hanya 5 persen saja.
Baca juga: Harta Karun Dubai Ternyata Ada di Daerah Ini |
Melihat ini, Dubai pun mencoba untuk menggaet budget traveler. Senior Manager of International Operations Dubai Economy and Tourism, Shahab Shayan, menjelaskan ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh wisatawan budget di Dubai.
"Tergantung dengan minat dari para backpacker. Ada backpacker yang berminat pada aktivitas luar ruangan, datang ke taman, bersepeda, bermain kayak, menuju pantai. Di aspek itu ia tidak perlu mengeluarkan banyak uang," ujarnya kepada detikTravel.
Ia menyebut bahwa Dubai masih punya tempat makan yang terjangkau, misalnya street food.
"Jika dia suka makanan, dia perlu memilih street food yang juga tersedia sekitar 10-25 dolar (Rp 150 ribu-230 ribu-red)," katanya.
"Kalau kita berbicara tentang backpacker yang hanya ingin berkeliling kota, di sini ada banyak hal yang bisa dilakukan tanpa mengeluarkan banyak uang. Misalnya Baymall, di Baymall kamu bisa melihat fountain (tarian air mancur), Burj Khalifa dari luar, pergi ke taman biaya masuknya mungkin sekitar 2 dolar (Rp 31 ribuan-red)," jelasnya.
Bagi para backpacker yang ingin menghemat budget dan melakukan perjalanan yang efektif, ia menyarankan wisatawan backpacker untuk menghabiskan waktu dengan singkat. Sekitar 3 hingga 5 hari pun sudah cukup.
"Saya pikir backpacker bisa menghabiskan 3 hari, sekitar 3-5 hari maksimal, saya rekomendasikan itu karena backpacker biasanya mencoba banyak hal dengan cepat di destinasi. Untuk saya 3 hari adalah yang paling baik untuk mengeksplorasi Dubai bagi backpacker," ucapnya.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit