Potato Head Bali menawarkan sensasi menginap yang tidak biasa; menginap berkelanjutan. Berkat konsep itu, hotel di Seminyak itu masuk jajaran The World's 50 Best Hotel.
Saat berlibur di Pantai Seminyak, wisatawan umumnya memilih akomodasi yang dekat dengan pantai. Salah satu akomodasi di Seminyak yang menarik perhatian adalah Desa Potato Head. Potato Head Suites berjarak selangkah dari Pantai Petitenget di Seminyak. Hotel dengan jumlah total 168 kamar ini didesain oleh arsitek kenamaan Indonesia, Andra Matin, dan juga arsitek terkenal di kancah internasional yaitu OMA.
detikTravel menjajal menginap di sana. Saat detikTravel dan rombongan datang ke hotel itu, kami disuguhi jamu. Kemudian, kami mendapatkan dua botol minum dan totebag. Petugas yang menyerahkan bilang itu untuk mencegah traveler menggunakan botol plastik. Dengan tumbler itu para tamu diberi kebebasan untuk mengisi ulang air mineral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memperhatikan hal-hal kecil, seperti menghindarkan traveler menggunakan botol plastik. Kami memberikan botol besi yang bisa digunakan secara berkelanjutan agar mengurangi sampah, begitu juga kita terapkan ke pegawai yang bekerja disini," kata Gresie Tokilov, marketing manager Desa Potato Head.
Hotel bintang lima yang merupakan bagian dari kawasan Desa Potato Head yang dibangun dengan konsep sustainability atau keberlanjutan. Hotel ini menggunakan material zero waste kit dan mengajak tamu hotel untuk terbiasa dengan gaya hidup berkelanjutan. Peralatan tersebut antara lain adalah tumbler, totebag, alat makan, sendal bambu, sunscreen, hingga sikat gigi.
Uniknya lagi, hotel ini juga menggunakan material ramah lingkungan pada pengusir serangga, pembersih tangan, tabir surya alami, sabun dan sampo alami, serta wewangian alami.
Saat masuk ke kamar hotel, detikTravel merasakan sensasi yang berbeda dibandingkan kamar hotel lainnya. Kamar dibangun dengan kayu dan bahan daur ulang yang memberi kesan unik. Kemudian, masuk kamar tamu juga disambut dengan zero waste kit, yang isinya krim sunscreen, krim aftersun, bahkan hand sanitizer.
Saat keliling kamar, detikTravel juga menjumpai furniture mereka yang dibuat dari bahan sustainable atau hasil daur ulang dari sampah plastik.
Saat menginap di sini, traveler bisa menggunakan banyak fasilitas berupa perpustakaan, gym, spa, dan bisa beraktivitas follow the waste tour dan meditasi. Terlihat sekali mereka ingin membuat traveler nyaman dengan tempat mereka dengan memberikan banyak fasilitas di tempat ini.
Traveler yang menginap disini juga dapat bekerja dari co-working space atau restoran mereka yang berada di beberapa titik yang nyaman dan tenang, serta menonton pertunjukan musik setiap minggu dengan pemandangan matahari tenggelam dari lokasi acara mereka.
"Bagi yang berkunjung ke sini, bisa menikmati fasilitas kita secara bebas seperti gym, pool, library dan juga program tour yang kita adakan. Untuk library dan restoran itu juga bisa untuk umum dan gratis untuk menggunakan ruangan library," kata Gresie.
Ketika saya keliling sore sore dan ingin menikmati fasilitas mereka juga kebetulan di Desa Potato Head ini sedang ada acara musik yang bisa dihadiri secara umum dan gratis. Pengelola hotel mengundang Irama Pantai Selatan dan The Panturas untuk menghibur pengunjung saat datang ke tempat mereka.
"Desa Potato Head juga seringkali mengadakan acara musik dari yang gratis maupun berbayar, kita membuat event gratis ini agar semua kalangan bisa menikmati tempat ini dengan nyaman," kata Gresie.
Ada beberapa tipe kamar di Desa Potato Head dengan harga yang beragam, ada pilihan kamar yang dibedakan, ada bangunan Potato Head Suites dan juga Potato Head Studio. Untuk bangunan Potato Head Studio itu terdiri dari resident studio, desa studio, bamboo studio, sunrise studio, oceanfront studio dengan view laut dari balkon.
Selain itu, di bangunan Potato Head Suites terdiri dari katamama suite, rooftop suite, family suite, pool suite dan juga island suite dengan berbagai perbedaan kamar.
Untuk bagian Potato Head Suites ini traveler akan mendapatkan kamar yang lebih luas dan fasilitas yang lebih private. Para tamu yang menginap di Desa Potato Head juga diundang untuk turut serta dalam berbagai aktivitas yang disediakan, seperti meditasi, yoga, dan sustainability workshop.
Selain itu, Desa Potato Head juga menerapkan program mengurangi sampah, dengan cara yang inovatif, serta menjalankan operasional yang minim limbah. Kalian juga bisa mendapatkan edukasi tentang program mereka dengan mengikuti kegiatan follow the waste tour, traveler akan dibawa keliling dengan penjelasan dari guide mengenai program mereka, cara pengolahan hingga membuat sebuah produk dari material daur ulang plastik mereka.
"Desa Potato Head hampir mengolah sampah sepenuhnya, hanya 3% yang belum bisa mereka olah sendiri seperti puntung rokok dan masker selebih nya sudah mereka olah menjadi produk lagi," kata guide follow the waste tour.
Setelah check out, detikTravel mendapatkan hadiah berupa gelang yang dibuat dari material zero waste. Manajemen hotel menyebut itu sebagai kenang-kenangan dari Desa Potato Head dan untuk mengingatkan pengunjung untuk melanjutkan mengikuti program mengurangi material plastik dan menggunakan produk yang bisa digunakan untuk waktu yang panjang sehingga tidak menambah sampah lagi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?