KA Argo Parahyangan mendapatkan pesaing berat, yakni kereta cepat Whoosh. Melayani rute yang sama, tetapi fasilitas yang berbeda, apakah membuat jumlah penumpang Argo Parahyangan menurun?
detikTravel berkesempatan menaiki Argo Parahyangan pada Rabu (4/10/2023). Kami menaiki kelas Eksekutif dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Bandung dengan keberangkatan pukul 07.50 WIB dan tiba pukul 10.15 WIB.
Terlihat kondisi KA Argo Parahyangan tak terlalu padat saat itu, khususnya di kereta yang kami naiki. Kursi kosong banyak tersedia, terhitung tak sampai 50 persen terisi. Tepatnya sekitar 15 penumpang yang mengisi 50 kursi yang disediakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepinya jumlah penumpang diduga berkaitan dengan adanya kereta cepat Whoosh yang tengah diuji coba sejak 18 September 2023. Kendati demikian, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengonfirmasi bahwa tidak ada penurunan penumpang yang signifikan di penumpang KA Argo Parahyangan.
"Berdasarkan catatan kami, volume penumpang KA Argo Parahyangan setelah adanya Whoosh masih stabil. Tidak ada penurunan atau perubahan yg signifikan, artinya jumlah penumpangnya masih stabil," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dikonfirmasi detikTravel, Selasa (11/10/2023).
Ia menyebut bahwa jumlah penumpang masih stabil kendati adanya Whoosh. Selain itu kereta yang memiliki 10 perjalanan setiap hari ini memiliki peak season di akhir pekan.
"Volume penumpang KA Argo Parahyangan setelah adanya Whoosh masih stabil. Rata-rata volume penumpang KA Argo Parahyangan pada weekend (Jumat s.d Minggu) mencapai 6.000 - 7.000 pelanggan setiap harinya. Adapun rata-rata volume penumpang KA Argo Parahyangan pada weekday (Senin s.d Kamis) mencapai 4.000 - 5.000 pelanggan setiap harinya," jelasnya.
Ia menyebut saat ini belum ada rencana penurunan atau menaikkan harga tiket kendati adanya Whoosh.
"Tarif tiket KA Argo Parahyangan masih mengacu pada Tarif Batas Bawah (TBB) hingga Tarif Batas Atas (TBA) sesuai dengan yang telah ditentukan," dia menambahkan.
Di sisi lain, banyak mengkhawatirkan terkait eksistensi dari KA Argo Parahyangan setelah adanya Whoosh. Itu karena beberapa waktu lalu terdapat kenaikan harga khususnya di kelas eksekutif Argo Parahyangan, yang sebelumnya Rp 200 ribu menjadi Rp 250 ribu. Namun saat ini, harga tersebut telah kembali ke angka sebelumnya.
"Menurut saya Argo Parahyangan masih bisa eksis. Tapi mungkin kalau naik harganya bisa nggak eksis. Soalnya kan masalah keterjangkauan harga, yang kalau naik bisa nggak terjangkau masyarakat menengah bawah," ujar Anindya, seorang Mahasiswi Bandung yang berasal dari Jakarta, kepada detikTravel.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol