Amsterdam Naikkan Pajak Turis di 2024, Jadi Termahal di Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Amsterdam Naikkan Pajak Turis di 2024, Jadi Termahal di Dunia

Syanti Mustika - detikTravel
Kamis, 19 Okt 2023 08:06 WIB
Untuk Tangani Turis yang Suka Berbuat Onar, Kota Amsterdam Luncurkan Kampanye Baru
Turis memadati Red Light District di Amsterdam (ABC Australia)
Jakarta -

Amsterdam sepertinya memang 'menghalangi' turis datang ke kotanya. Dalam rangka memerangi overtourism, Amsterdam menaikkan pajak turis mulai 2024.

Dilansir dari Lonely Planet, Rabu (18/10/2023) Amsterdam mengonfirmasi kenaikan pajak turis atas kamar hotel menjadi 12,5% pada tahun 2024. Angka ini menjadikan Amsterdam sebagai kota dengan pajak turis tertinggi di Eropa, bahkan bisa jadi di dunia.

Kenaikan pajak itu berlaku bagi wisatawan yang bermalam di hotel, persewaan jangka pendek atau wisma, dan juga mereka yang datang ke Amsterdam dengan kapal pesiar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kenaikan pajak turis itu berimbas kepada wisatawan. Nantinya, liburan ke Amsterdam terasa lebih mahal. Terutama, dalam biaya akomodasi.

Pajak turis di Amsterdam saat ini sebesar 7% dan akan meningkat menjadi 12,5%. Artinya, tahun depan, pajak atas tarif kamar rata-rata sebesar 175 euro (sekitar Rp 2,9 juta) per orang akan naik dari 15,25 euro (Rp 252 ribu) menjadi 21,80 euro (Rp 361 ribu) per malam.

ADVERTISEMENT

Sebagai perbandingan, pajak turis di Barcelona rata-rata sekitar 2,25 euro (Rp 37 ribu) per orang per hari, sedangkan di Paris sekitar 4 euro (Rp 66 ribu) per orang, per malam.

Selain itu, pajak untuk penumpang kapal pesiar akan naik dari 8 euro (Rp 132 ribu) menjadi 11 euro (Rp 182 ribu) per pengunjung, per hari.

Sejatinya, pajak pariwisata sudah menjadi hal yang lumrah di Eropa. Namun, berbeda dengan banyak kota lainnya, Amsterdam memungut pajak turis dengan tarif tetap per hari, dan sebagai persentase dari biaya akomodasi, yang dibayarkan pada setiap kedatangan pengunjung di hotel mereka. Pendekatan unik ini terkadang dapat menimbulkan kebingungan dan pengeluaran tak terduga.

Amsterdam Vs Turis

Amsterdam memang tengah berupaya memerangi overtourism dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk menerapkan langkah-langkah ekstrem. Termasuk, memberi tahu pengunjung yang tidak diinginkan untuk menjauh dan membatasi kedatangan kapal pesiar.

Pemerintah juga berupaya untuk mencegah orang-orang yang datang ke kota Amsterdam untuk mencari seks dan narkoba. Kota ini berencana merelokasikan Red Light District yang sohor di kalangan turis dunia.

Pada 2022, Amsterdam menyambut 17 juta wisatawan. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat hingga lebih dari 20 juta pada 2023. Warga Amsterdam, yang berjumlah hampir 900.000 jiwa, protes dengan turis yang sudah dirasa terlalu banyak itu. Mereka terganggu dengan ulah turis yang mabuk dan teler karena ganja.

Ivan Saprov, pendiri perusahaan teknologi perjalanan Voyagu yang berbasis di AS, mendukung gagasan bahwa tujuan wisata populer seperti Amsterdam memiliki alasan yang sah untuk mengenakan pajak pada setiap pengunjung.

"Amsterdam juga menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan daya tarik wisata dan mempertahankan pesona uniknya. Ada perdebatan mengenai apakah kota ini benar-benar membutuhkan gelombang wisatawan yang begitu besar. Proposal untuk merelokasi Red Light District yang terkenal merupakan indikasi perjuangan ini," katanya.

Alasan utama penerapan pajak ini adalah keinginan untuk mengubah cara pandang pengunjung terhadap Amsterdam. Terkenal sebagai kota yang bebas dan terbuka, Amsterdam telah diiklankan oleh beberapa perusahaan sebagai tempat dengan kemungkinan melakukan apapun diperbolehkan. Citra itulah yang ingin dilawan kota ini.

Oleh karena itu, pejabat kota berupaya untuk mempromosikan dan mendorong produk, aktivitas, dan layanan yang memberikan kontribusi positif bagi kota dan penduduknya. Termasuk melarang pesta bujangan dan mengatur acara pub yang menimbulkan gangguan, menerapkan jam tutup lebih awal untuk bar dan klub, dan memberlakukan larangan merokok ganja di jalan di beberapa bagian pusat kota.

Tahun ini, pejabat pariwisata meluncurkan kampanye 'Stay Away' untuk mencegah wisatawan muda mengunjungi Amsterdam untuk melakukan pesta berlebihan. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak perilaku mereka dan mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab dan penuh rasa hormat.




(sym/fem)

Hide Ads