Selain Penglipuran, 3 Desa Wisata Ini Berpotensi Jadi yang Terbaik di Dunia

Menparekraf Sandiaga Uno. Foto: Putu Intan/detikcom

Jakarta -

Selain Desa Penglipuran, terdapat tiga desa wisata lainnya yang berpotensi menjadi desa wisata terbaik dunia tahun depan. Ketiga desa itu masuk dalam program peningkatan.

Ketiga desa wisata itu adalah Desa Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Desa Pela di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dan Desa Taro di Kabupaten Gianyar, Bali. Ketiganya dipilih UNWTO untuk mengikuti Upgrade Programme yang diharapkan dapat mendorong mereka menjadi desa wisata terbaik selanjutnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tidak meragukan kualitas desa-desa wisata itu. Dia sudah pernah mengunjungi ketiganya dan menemukan pengalaman menarik ketika berada di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Desa Bilibante adalah desa yang identik dengan spa, healing, dan yoga," kata Sandiaga dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta pada Senin (23/10/2023).

"Desa Pela di Kalimantan Timur tempatnya pesut Mahakam," ujarnya.

"Di Bali tepatnya Gianyar ada Desa Wisata Taro. Ini salah satu destinasi yang paling menarik karena Sulaiman, anak saya, bisa melihat kunang-kunang," ia menambahkan.

Sandiaga menjelaskan, ketiga desa itu sudah memenangkan Anugerah Desa Wisata (ADWI) yang diselenggarakan Kemenparekraf. Ketiga desa juga telah mendapatkan pendampingan dan program pelatihan dari Kemenparekraf.

"Tiga desa wisata yang masuk Upgrade Programme ini mudah-mudahan bisa masuk Bes Tourism Villege," ujarnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menyampaikan bahwa UNWTO melihat komitmen Indonesia dalam mengembangkan desa wisata. Sandiaga menjelaskan lebih dari 250 desa wisata lainnya yang siap didorong menjadi desa wisata terbaik dunia karena telah mengikuti program kurasi dan elevasi.

Per 2023, jumlah desa wisata di Indonesia telah mencapai 4.700. Sandiaga menargetkan tahun depan jumlah desa wisata mencapai 6.000.

"UNWTO melihat Indonesia sangat serius dalam membangun desa wisata karena desa wisata ini adalah pariwisata yang berkeadilan, berkelanjutan, berkualitas, dan berbasis masyarakat," ucapnya.