Nama Turis Korban ISIS Dijadikan Jalan, Pemerintah Uganda Dikritik Warga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nama Turis Korban ISIS Dijadikan Jalan, Pemerintah Uganda Dikritik Warga

bonauli - detikTravel
Sabtu, 28 Okt 2023 05:50 WIB
Turis tewas di Taman Nasional Queen Elizabeth
Turis tewas di Taman Nasional Queen Elizabeth (BBC)
Kampala -

Uganda baru saja berduka karena aksi penyerangan ISIS terjadi lagi. Kini pemerintahnya memberikan penghormatan pada turis, tapi menuai kritik dari warga.

Dilansir dari BBC pada Minggu (28/10), Pemerintah Uganda memberi penghormatan khusus pada korban penyerangan ISIS di Taman Nasional Queen Elizabeth. Sepasang turis yang bulan madu dan pemandu lokal jadi korban tewas.

Turis itu bernama David Barlow dan Emmaretia Geyer, sementara si pemandu adalah Eric Alyai. Rencananya, pemerintah akan menjadi nama turis itu sebagai salah satu jalan di Uganda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai kabinet, kami mengambil keputusan untuk turis-turis ini, kami akan menamai salah satu jalan di Uganda dengan nama mereka," ujar Chris Baryomunsi, menteri TIK dan bimbingan nasional Uganda.

Namun, warga marah besar. Dalam rencana itu tidak ada penghormatan khusus untuk Eric. Menteri mengatakan bahwa pemerintah akan menghidupi keluarganya saja.

ADVERTISEMENT

Warga mengkritik pemerintah karena lebih menghormati pasangan asing dari pada warga lokal. Apalagi Eric meninggalkan seorang istri dan anak berusia satu tahun.

"Eric juga merupakan bagian dari kematian ini, sehingga ia harus dikenang karena meninggal saat bertugas. Ini cukup adil," cuit warga Uganda di X.

"Rasa rendah diri kami tinggi. Pantas saja taman tempat pasangan itu tewas diberi nama seusai nama Ratu Inggris," sindir yang lain.

Tak hanya itu, Sabtu lalu Otoritas Margasatwa Uganda juga dikritik setelah mempromosikan Taman Nasional Queen Elizabeth.

"Pagi yang menyenangkan di Taman Nasional Queen Elizabeth sebagaimana turis menikmati pemandangan," tulis Otoritas Margasatwa Uganda.

Promosi ini dinilai kurang pas, mengingat serangan yang terjadi pada 17 Oktober lalu. Warga menyebut pemerintah kurang sensitif dan tidak punya belas kasihan.

"Ketidakpedulian dan kurangnya rasa kemanusiaan yang ditunjukkan oleh mereka yang bertanggung jawab mengatur kampanye tidak sensitif ini merupakan hal yang memalukan bagi negara kita," kata Daniel Kawuma, seorang aktivis HAM.

Polisi Uganda mengatakan bahwa ketiga korban tewas dibunuh oleh anggota kelompok pemberontak Allied Democratic Forces (ADF) yang menjadi kaki tangan ISIS.

"Sangat meresahkan, ini seperti mengejek para korban dan keluarga mereka yang berduka dengan menyebarkan foto-foto bahagia di depan jenazah yang telah dikuburkan," pungkasnya.




(bnl/bnl)

Hide Ads