Pemilik White Island, Whakaari Management Limited (WML) dinyatakan bersalah atas bencana gunung berapi mematikan di Selandia Baru. Puluhan turis tewas dalam tragedi itu.
Dilansir dari BBC, Kamis (2/11/2023), hakim Evangelos Thomas memutuskan WML, yang dikelola oleh tiga bersaudara James, Peter, dan Andrew Buttle, terbukti melakukan kegagalan secara mencengangkan. Thomas menyebut bahwa WML gagal dalam tugas meminimalkan risiko di sana. WML juga gagal dalam memperkirakan risiko dan tidak mampu melibatkan para ahli yang diperlukan secara memadai.
"Seharusnya tidak mengherankan jika Whakaari dapat meletus kapan saja, dan tanpa peringatan, dengan risiko kematian dan cedera serius," kata Thomas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengacara WML membela dengan mengatakan mereka hanyalah pemilik tanah tanpa kontrol aktif atas tur ke pulau dan bagaimana tur tersebut dilakukan.
Hukuman akan dijatuhkan pada bulan Februari 2024.
Bencana Terdasyat Wisata Selandia Baru
Kasus tersebut merupakan sebuah bencana terbesar dan paling mengerikan di bidang pariwisata yang diajukan oleh regulator Selandia Baru, Worksafe NZ. Perusahaan itu terancam denda hingga NZD 1,5 juta (hampir Rp 14 miliar).
Letusan yang terjadi pada Desember 2019 itu menewaskan hampir setengah dari jumlah orang yang ada di White island. Sebagian besar adalah turis, termasuk 17 orang dari Australia dan tiga orang dari Amerika Serikat (AS). Sebanyak 25 orang lainnya terluka dan banyak di antaranya mengalami luka bakar yang parah.
Gunung berapi yang dikenal dengan nama Whakaari dalam bahasa MΔori itu memang telah menunjukkan tanda-tanda meletus yang meningkat selama berminggu-minggu sebelum letusan yang fatal. Gunung itu merupakan gunung berapi paling aktif di Selandia Baru dan telah meletus dalam berbagai skala sejak 2011.
Sebanyak 13 pihak didakwa atas bencana tersebut. WML adalah perusahaan terakhir yang menerima vonis setelah enam pihak mengaku bersalah, sedangkan enam perusahaan lain dibatalkan tuntutannya.
Tiga bersaudara pemilik WML itu pernah diadili atas dugaan pelanggaran undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja Selandia Baru sebagai individu, namun tuduhan tersebut dibatalkan bulan lalu.
Bencana itu memicu penyelidikan paling luas dan kompleks yang pernah dilakukan oleh WorkSafe NZ, yang di saat bersamaan dikritik karena gagal memantau aktivitas di pulau itu antara tahun 2014 dan 2019.
Kegiatan pariwisata di White Island belum dilanjutkan sejak erupsi. Beberapa turis yang membeli tiket wisata ke Whakaari melalui Royal Caribbean Cruises telah mencapai kesepakatan setelah menuntut perusahaan yang berbasis di Florida, Amerika Serikat, tersebut.
Avey Woods, yang putranya Hayden Marshall-Inman meninggal di pulau tersebut, mengatakan bahwa putusan tersebut "sangat emosional".
"Kami merasa seperti tidak duduk-duduk saja menunggu sesuatu. Kami mendapatkan jawaban hari ini yang berarti kami bisa melangkah maju," katanya kepada 1News Selandia Baru.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour