Fenomena tak biasa tertangkap di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Ribuan raptor asal Siberia kini tinggal di sana.
Burung-burung tersebut tiba di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana sejak akhir Oktober 2023. Burung-burung pemangsa ini bermigrasi dari Siberia yang sekarang sedang musim dingin. Mereka pergi hingga ke Karawang untuk mencari wilayah tropis yang lebih hangat.
Comunication Partnership Adviser Burung Indonesia Ria Saryanthi mengatakan, burung pemangsa dari Rusia ini bermigrasi melewati koridor daratan sebelah timur yang terbang melalui Tiongkok, Semenanjung Malaya, dan berakhir di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyaksikan kedatangan raptor migran itu pada Sabtu 29 Oktober kemarin, sembari melakukan pengamatan bersama di kawasan wisata Puncak Sempur di Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang," ujar Ria, saat dikonfirmasi detikJabar, Jumat (3/11/2013).
Ribuan burung terbang di langit Tegalwaru terpantau sejak pukul 07.00 WIB. Pihaknya menggunakan alat binocular, monocular, melakukan pengamatan terkait peristiwa migrasi raptor tersebut.
"Kami gunakan alat binocular dan monokular untuk memantau dan melakukan pengamatan burung migran tersebut, uniknya beberapa masyarakat juga ikut mengabadikan dengan kamera DSLR mereka, yang dapat disaksikan di cafe-cafe di wilayah Puncak Sempur," kata dia.
Ria mengatakan, pihaknya bersama dengan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), tengah melakukan pengamatan guna pelestarian spesies tersebut.
"Fenomena alam yang berharga ini terjadi secara reguler dimana burung-burung tersebut terbang berpindah dari lokasi, dan berkembangbiak pada saat musim dingin ke lokasi yang hangat guna menghabiskan waktunya menunggu musim dingin selesai," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan SCF Komarudin mengatakan, Pegunungan Sanggabuana merupakan salah satu lokasi dari jalur migrasi tiga jenis burung raptor atau elang, yaitu elang-alap Cina, elang-alap Nipon, dan sikep-madu Asia.
"Kunjungan teman-teman Burung Indonesia ini sangat baik, dan tentu akan menambah gairah para pelaku wisata di sini, terutama wisata minat khusus di Pegunungan Sanggabuana yang sedang dikembangkan," ucap Komarudin.
Terpenting dari peristiwa ini, kata Komarudin, pihaknya berharap bisa mendorong pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan konservasi di Pegunungan Sanggabuana.
"Apalagi kita sedang berproses untuk perubahan fungsi kawasan menjadi Taman Nasional, tentu kita berharap bisa mendorong pemerintah untuk ikut terlibat," ujar dia.
Dalam pengamatan yang dilakukan selama empat hari sejak Minggu 29 Oktober hingga Rabu 1 November terdata, sebanyak empat jenis burung migran di wilayah Pegunungan Sanggabuana.
"Kita berhasil mengamati Pernis ptilorhynchus, Accipiter gularis, Accipiter soloensis, dan Merops philippinus, yang bermigrasi dari Siberia dan singgah berkembang biak di Pegunungan Sanggabuana," ungkapnya.
Tak hanya itu, 14 jenis burung penetap di Pegunungan Sanggabuana juga teramati pada saat pengamatan peristiwa migrasi tersebut.
"Dalam 1 hari bisa terpantau oleh SCF, lebih dari 700 ekor burung pemangsa melakukan migrasi dan melewati kawasan lereng Pegunungan Sanggabuana, selain itu juga ada 14 jenis burung penetap di kawasan tersebut," pungkasnya.
Berita ini sudah tayang di detikJabar.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan