Pembangunan di Solo terlihat pesat belakangan ini. Namun, ada satu destinasi yang belum disentuh, yakni Taman Gesang.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) kini sudah disulap menjadi kebun binatang cantik dengan nama Solo Safari. Akan tetapi, Taman Gesang yang terletak di salah satu sudutnya kini tampak gersang dan mulai dilupakan.
TSTJ sendiri sudah direnovasi total sejak Mei 2022 dan berganti nama menjadi Solo Safari. Kebun binatang di Kota Bengawan itu kini tampak menawan dengan pengunjung yang datang silih berganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di sisi lain, Taman Gesang yang terletak di sisi musala Solo Safari tampak gersang dan terbengkalai. Keberadaannya pun cenderung diabaikan pengunjung.
Tinggal keberadaan patung sang maestro, Gesang, yang masih berdiri dengan gagah di tengah rerumputan liar yang tumbuh di sekitarnya. Tertulis pula lirik dan balok nada Bengawan Solo di bagian bawah patung.
![]() |
Rencana pembangunan Taman Gesang
Direktur TSTJ, Prihanto mengungkapkan, Taman Gesang sendiri menjadi salah satu area yang nantinya akan turut direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Solo.
"Kalau kita lihat dari perjalanan pasca-TSTJ bekerja sama dengan Safari itu kan termasuk kajian yang dikerjasamakan, jadi dari Mas Wali (Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka) menyampaikan bahwa kerja sama dengan Taman safari itu termasuk merevitalisasi Taman Gesang," kata Prihanto kepada detikJateng, Sabtu (11/11/2023).
Dari pantauan detikJateng, area Taman Gesang sendiri memang sudah dirobohkan dan hanya menyisakan kerangka-kerangka bangunan. Tumbuhan-tumbuhan kering di sekitarnya membuat taman yang dulu bersejarah ini menjadi terkesan gersang dan tak menarik perhatian.
Prihanto mengatakan, hal itu karena Taman Gesang memang belum memasuki tahap revitalisasi.
"Kondisi sekarang ya karena belum masuk objek yang direvitalisasi, masih belum ada pekerjaan di tempat itu. Karena kemarin fokusnya di area satwa, ada pengerjaan kandang, trek, danau, resto. Jadi area Taman Gesang sampai hari ini belum termasuk area yang dikerjakan atau direvitalisasi," terangnya.
Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa sudah ada rencana untuk merevitalisasi Taman Gesang menjadi museum yang akan lebih menarik.
"Dalam rencana itu ada wacana konsep yang berkembang bisa jadi namanya Museum Gesang, konsepnya galeri, tidak merubah aslinya," tutur Prihanto.
"Nanti diperbaiki ada area galeri, tempat perform, tentunya di situ yang jadi ikon patung Pak gesang. Kalau patung Pak Gesang kan masih ada sekarang, persis seperti aslinya," imbuhnya.
Ia menambahkan, terdapat tahapan untuk dilakukan renovasi sehingga kini Taman Gesang masih belum tersentuh.
"Kebetulan Taman Gesang itu kan di area exit ya mau luar, jadi memang belum dikerjakan karena belum masuk masa pengerjaan," ungkapnya.
Dihimpun detikJateng, Taman Gesang sendiri merupakan taman yang dulunya dibangun atas kerja sama Pemkot Solo dengan Perhimpunan Dana Gesang di Jepang pada medio 1990-an. Letaknya di sebelah Sungai Bengawan Solo, persis seperti lagu ciptaan Gesang.
Baca artikel selengkapnya di detikJateng
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!