Polisi China berpatroli di Roma dan Milan beberapa tahun lalu. Mereka berjaga-jaga di depan katedral dan spot-spot penting yang lain.
Dalam laporan DW pada 2016, kebijakan itu merupakan bagian dari eksperimen antara kedua negara untuk memberikan rasa aman bagi turis asal China yang semakin banyak berkunjung ke Italia. Berdasarkan data saat itu, 3 juta wisatawan China mengunjungi Italia setiap tahunnya. Makanya, Pemerintah Italia memandang diperlukan penanganan khusus terhadap mereka.
Itu menjadi pertama kalinya Italia menempatkan polisi China. Begitu pula dengan kepolisian China untuk melakukan proyek tersebut di negara Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano, menyebut kebijakan yang mulai diterapkan pada 3 Mei 2016 itu diambil demi menumbuhkan rasa aman bagi turis China.
"Kami telah melakukan proyek serupa dengan polisi Eropa lainnya dan Amerika Serikat selama Jubileum," dia menambahkan.
Biasanya, polisi-polisi dari negara Eropa lain dan polisi AS itu didatangkan ke Italia pada perayaan jubileum. Di saat itu, biasanya Italia kebanjiran turis asing.
Tujuan dari proyek ini, kata Scali, adalah untuk membantu turis China dan komunitas Tionghoa yang sedang berkembang di Italia untuk berkomunikasi dengan pihak berwenang, mulai dari meminta petunjuk arah hingga melaporkan kejahatan. Sehingga, kendala bahasa di kota-kota dengan polisi yang hanya bisa berbahasa Italia bisa teratasi.
Ya, Italia mulai kedatangan banyak turis China seiring meningkatnya standar hidup warga China itu. Dilaporkan, sekitar 3 juta turis China mengunjungi Italia setiap tahun. Turis China itu tertarik untuk melancong di pusat-pusat budaya dan perbelanjaan di Roma dan Milan.
Italia menganggap itu sebagai jawaban menurunnya jumlah wisatawan pada akhir 2015 sebagai imbas ancaman terorisme setelah serangan ISIS di Paris dan Brussels. Selain itu, muncul juga ancaman tetorisme kepada Paus Fransiskus dan ibu kota Italia.
Polisi China itu akan ditempatkan di destinasi wisata populer di Milan dan Roma. Di antaranya, di depan Colosseum dan Lapangan Santo Petrus.
Federalberghi, sebuah asosiasi hotel nasional, melaporkan pada Desember 2015 bahwa jumlah turis turun 5% dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Tren penurunan ini tampaknya akan terus berlanjut.
"Dalam iklim ketakutan yang dipicu oleh serangkaian serangan teroris yang melanda Eropa baru-baru ini, industri pariwisata di Roma telah menderita," kata Ilaria Lanzoni, seorang warga negara Italia yang baru saja pindah ke Roma dan bekerja di sebuah LSM.
"Meskipun ini adalah tahun Jubileum, jumlah turis yang diharapkan belum terwujud," ujar dia.
Langkah Italia itu kini bakal diikuti oleh Thailand. Rencana itu diungkapkan oleh Thpanee Kiatphaibool, direktur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT), pada Minggu (13/11/2023) setelah menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Srettha Thavisin di Bandara Suvarnabhumi. Fokus utama pertemuan itu adalah mengatasi masalah keamanan dan memastikan kualitas layanan yang diberikan kepada wisatawan selama mereka tinggal di Thailand.
Thailand berencana bekerja sama dengan kedutaan China untuk menempatkan polisi China berpatroli di kota-kota wisata utama Thailand. Kebijakan itu diterapkan mulai 15 November.
Thailand merujuk kebijakan yang diterapkan di Italia dan berhasil. Tetapi, TAT belum bisa menerangkan rencana itu secara detail.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum