Sebuah kolam di Hawaii membuat penduduk bingung. Karena kolam ini seketika berubah menjadi pink untuk pertama kalinya.
Melansir Daily Star, Kamis (16/11/2023), berubahnya kolam menjadi warna pink terjadi di Suaka Margasatwa Nasional Kealia Pond di Maui, Hawaii. Sukarelawan yang telah bekerja selama 70 tahun di taman nasional ini mengaku, kejadian ini yang pertama kali.
Manajer suaka margasatwa Bret Wolfe mengatakan awalnya ia tidak menyadari ada sesuatu yang terjadi pada air. Hingga seorang penduduk setempat yang sedang berjalan di tepian memberitahunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa orang menganggap perubahan ini menggembirakan, sedangkan Bret Wolfe menganggapnya sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Selain itu, para pengguna sosial media bahkan bercanda dan menjuluki fenomena ini sebagai kolam Barbie.
"Ada sesuatu yang aneh terjadi di sini," ujar Bret Wolfe.
Perubahan warna ini tidak biasa dan meskipun para ilmuwan masih belum yakin tentang penyebabnya, mereka percaya bahwa itu karena alasan yang negatif.
Di sisi lain, beberapa daerah di Hawaii saat ini sedang mengalami kekeringan yang parah, termasuk Maui. Tempat ini telah berjuang untuk mendapatkan air untuk sementara waktu. Para ahli mengatakan bahwa kekeringan bisa menjadi penyebab perubahan warna kolam.
Awalnya, ganggang beracun juga disinyalir bisa menjadi penyebab perubahan warna ini. Jika benar ini terjadi, kolam ini akan membahayakan satwa liar yang ada. Namun, tes segera dilakukan untuk mencari penyebab hal ini. Pengujian di laboratorium menunjukkan hasil nihil.
Para ilmuwan lantas berteori bahwa organisme yang disebut bakteri halo mungkin menjadi masalahnya. Meskipun tidak terbukti sebagai penyebabnya, Halobacteria adalah jenis organisme yang tumbuh subur di air dengan kandungan garam tinggi, seperti Kolam Kealia.
Protein yang dimakan organisme menghasilkan pigmen yang mengubahnya menjadi merah muda. Jumlah yang banyak dari organisme ini cukup untuk mengubah seluruh kolam menjadi merah muda seperti permen karet.
Meskipun terlihat begitu indah, tetapi hal ini bisa menjadi tanda stres lingkungan yang parah.
Kadar garam di kolam saat ini dua kali lebih tinggi dari air laut, tetapi Bret mengklaim bahwa kolam tersebut telah mengalami periode dengan kadar garam yang tinggi sebelumnya dan tidak pernah mengalami masalah ini.
Meskipun analisis DNA masih perlu dilakukan, Bret khawatir bahwa ini bisa menjadi dampak negatif dari perubahan iklim.
Akibat dari hal ini, para pengunjung telah diperingatkan untuk tidak mendekati atau masuk ke dalam air. Ada juga aturan ketat untuk tidak menyentuh atau memakan ikan yang telah ditangkap dari kolam ini.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol