Sepasang turis dari Swedia melakukan perjalan ke Vietnam. Di sana ia memesan paket liburan yang ternyata zonk.
Dilansir dari Vietnam Express pada Selasa (21/11), Alva White dan suaminya baru saja menyelesaikan paket tur ke Provinsi Ha Giang selama 3 malam. Sebelumnya, pasangan ini memesan tur ke kawasan Ha Long dan mendapat kesan baik dari perusahaan itu.
Berdasarkan perjanjian, tur tersebut akan memiliki pemandu berbahasa Inggris dan pasangan itu akan tinggal di ruangan terpisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kenyataan berkata lain, pemandu yang diberikan tidak mengerti bahasa Inggris. Pasangan itu juga harus tinggal di kamar asrama.
Masalah lain datang ketika mereka melakukan road trip dengan menggunakan sepeda motor. Kelompok tur itu melintasi jalan pegunungan sepanjang 350 km. White dan suaminya ketinggalan rombongan karena tidak bisa mengimbangi.
Bagai jatuh tertimpa tangga, pasangan ini ditilang oleh polisi dengan tuduhan melanggar peraturan lalu lintas. Padahal di awal pemilihan paket tur, mereka dijanjikan liburan yang jauh dari pelanggaran hukum.
Tidak puas dengan layanan tur itu, White kemudian membatalkan sisa jadwal perjalanan. Mereka meminta kembali ke Hanoi.
Keesokan harinya, White mendatangi perusahaan tersebut dan meminta pengembalian dana sebesar VND 4 juta atau sekitar Rp 2,5 jutaan dengan alasan layanan buruk.
Pihak tur merasa bersalah dan mencoba untuk berdamai. White diberi kompensasi dengan nilai VND 1,5 juta atau sekitar Rp 900 ribuan saja.
Setelah pulang, White membagikan pengalaman liburannya dengan tur tersebut di laman Fcaebook. Nguyen Minh Tan, direktur dari perusahaan tur itu marah karena ternyata White melanggar perjanjian.
Tan mengatakan bahwa perusahaan memberikan kompensasi bukan karena layanan buruk yang diberikan. Namun White dirasa telah menodai nama perusahaan tur dengan pengalaman buruknya.
"Semuanya hanya kesalahpahaman saja. Pemandu lokal hanya bisa bahasa Inggris di tingkat dasar, sementara tempat menginap mereka adalah rumah panggung yang dipisahkan tirai. Itu adalah ciri khas dari Ha Giang," ungkapnya.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan