Taman Ujung, bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Karangasem pernah rusak akibat gempa. Kini, taman itu sudah kembali cantik dan menjadi primadona wisatawan.
Dibangun oleh Raja Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem pada 1909, Taman Ujung kini menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Bali, khususnya Bali timur. Bangunan ikonik yang memadukan tiga budaya pada arsitekturnya, membuat Taman Ujung memiliki banyak spot foto instagramable.
Tak hanya satu, di Taman Ujung traveler bisa menemukan lima bangunan ikonik dengan arsitektur yang unik. Tetapi, Taman Ujung pernah mengalami kerusakan.
Ya, tidak selamanya utuh, bangunan yang sudah dibangun sejak 1909 ternyata tak terhindar dari kerusakan akibat bencana alam.
Baca juga: Menakjubkan! Taman Ujung Padukan 3 Budaya |
I Made Mindia Diana, asisten badan pengelola Taman Ujung, menyebut tak ada sumber tertulis yang menyebutkan secara pasti kerusakan yang dialami oleh Taman Ujung. Terutama, bangunan Balai Kapal yang belum diketahui kapan dan mengapa bisa mengalami keruntuhan.
"Balai Kapal itu memang belum diketahui kapan runtuhnya, karena itu runtuhnya sebelum erupsi Gunung Agung pada 1963. Jadi warga yang ada di sekitar taman ini, menemukan bangunan tersebut dengan kondisi sudah runtuh seperti sekarang," ujar Diana.
Erupsi Gunung Agung pada 1963 mengakibatkan beberapa bangunan di Taman Ujung mengalami kerusakan. Namun tidak terlalu parah.
Diana menyebut kerusakan terparah yang dialami oleh Taman Ujung adalah ketika terjadi gempa Seririt pada 1976. Gempa ini menyebabkan banyak bangunan runtuh hingga tidak layak huni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revitalisasi Taman Ujung
Mengalami kerusakan parah akibat gempa membuat Taman Ujung harus direvitalisasi pada 2001. Diana menyebut revitalisasi Taman Ujung dibantu oleh Bank Dunia yang disalurkan melalui Pemerintah Kabupaten Karangasem.
Karena kerusakannya yang sudah parah, revitalisasi hampir dilakukan 80% pada bangunan di Taman Ujung.
"Yang masih utuh itu hanya Balai Kapal saja, itu belum ada sentuhan revitalisasi. Kalau Balai Gili, Balai Kambang, Balai Lunjuk, dan Balai Bunder sudah direvitalisasi," kata Diana.
Walaupun 80% bangunan sudah direvitalisasi, Diana menjelaskan bahwa bangunan yang direvitalisasi sudah dibuat sama persis seperti aslinya. Pembuatan bangunan juga mengacu pada foto-foto dan hasil penggalian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Meski sudah mengalami revitalisasi yang besar Taman Ujung tak kehilangan keistimewaanya. Keindahan arsitektur bangunan dengan memadukan tiga budaya masih terlihat jelas dari seluruh bangunan yang ada di taman ini.
Balai Gili dengan jembatannya yang ikonik hingga kini masih menjadi spot foto favorit traveler yang berkunjung ke Taman Ujung.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan