Turis Tewas Usai Bungee Jumping di Menara 233 Meter

Turis Jepang, yang tidak disebutkan namanya, tewas setelah bungee jumping. Dia mengalami sesak napas dan hilang kesadaran.

Dilansir dari News.co.au pada Rabu (6/12/2023), turis Jepang itu berusia 56 tahun. Dia bungee jumping di wahana tertinggi dunia di Makau dan tewas pada Minggu (3/12/2023).

Petugas medis yang tiba di tempat kejadian tidak menemukan denyut jantung dan napas turis Jepang itu sudah terhenti. Turis itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Conde S Januario di Makau.

Menurut keterangan media lokal, tak ada luka luar akibat lompatan yang dialaminya. Turis itu meninggal tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit.

Bungee jumping Makau dioperasikan oleh AJ Hackett. Pacu andrenalin itu dilakukan di Macau Tower dengan ketinggian 233 meter. Untuk bisa menikmati bungee jumping, turis akan dikenakan biaya USD 359 atau sekitar Rp 5,5 juta.

Selain bungee jumping, AJ Hackett juga mengorasikan wisata Skypark. Kegiatan itu memberikan pengalaman skywalk di platform menara dan mendaki ke puncak di ketinggian 338 meter.

Dari situs webnya, AJ Hackett menyebut bahwa pengunjung harus mengungkapkan riwayat medis apa pun sebelum bungee jumping. Beberapa kondisi medis tersebut termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes atau bahkan operasi.

Atraksi pacu adrenalin ini telah beroperasi sejak tahun 1998 dan berhasil mencatatkan empat juta lompatan sempurna.

Selama ini, AJ Hackett bangga dengan catatan keselamatan sempurna pada semua wahana yang ditawarkan.

"Kami berusaha keras untuk mencapai tingkat keselamatan tinggi untuk pelanggan dan kru kami," tulisnya dalam situs.

Insiden ini menambah panjang daftar kematian akibat bungee jumping dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli 2021, seorang wanita Kolombia meninggal setelah terjatuh dari ketinggian 49 meter saat melakukan bungee jumping. Pada Januari 2018, seorang wanita meninggal setelah bungee jumping di taman dalam ruangan di Colorado.