Si Gombar akhirnya pulang kampung ke Garut. Si Gombar adalah sebuah lokomotif uap berwarna hitam pekat yang dulu pernah jadi legenda di Kota Dodol.
'Si Gombar' akhirnya dipulangkan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) ke kampung halamannya di Kabupaten Garut.
Si Gombar, atau yang kerap dilafalkan warga Garut dengan nama Si Gomar, merupakan sebutan bagi Lokomotif Uap jenis DD5208. Dahulu, lokomotif itu adalah satu dari dua lokomotif legendaris yang mengantar warga Garut hilir-mudik di atas rel kereta api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, seiring berjalannya waktu, karena kalah bersaing dengan moda transportasi lain, Si Gombar dipensiunkan. Pensiunnya si Gombar berbarengan dengan ditutupnya operasi Stasiun Garut dan rute kereta api Garut-Cibatu pada tahun 1980-an.
Kendati sudah tidak beroperasi, namun kenangan akan Si Gombar ini begitu melekat di benak warga Garut. Bagaimana tidak, Si Gombarlah yang paling setia menemani perjalanan masyarakat Garut, khususnya para pemuda di era tahun 70 hingga 80-an.
Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebut kembalinya Si Gombar sudah dinantikan oleh masyarakat Garut, karena lokomotif itu sangat bersejarah.
"Karena ini sangat bersejarah pak bagi kita. Si Gombar itu yang selalu ada dulu," ungkap Rudy di depan Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Dirut PT KAI Didiek Hartantyo
Meskipun sudah tak beroperasi lagi, setidaknya si Gombar bisa dipajang di depan Stasiun Garut. Jumat (15/12) pun menjadi hari yang bersejarah bagi warga Garut. Sebab, secara spesial, PT KAI membawa pulang Si Gombar ke Garut.
Si Gombar yang dibawa pulang ke Garut itu bukanlah kereta api asli, seperti yang dulu dinaiki masyarakat. Melainkan hanya sebuah miniatur.
Miniatur Si Gombar, dibuat dengan skala 1:4. Memiliki panjang sekitar 6 meter, dan lebar 80 cm. Miniatur ini diketahui dibuat oleh Indonesian Railway Preservation Society (IRPS).
Miniatur Si Gombar ini, dibawa berkeliling oleh PT KAI sebelum tiba di Garut. Si Gombar sudah menginjakan kaki di Museum Lawang Sewu, Stasiun Surabaya, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Purwokerto, Stasiun Bandung dan terakhir di Garut.
"Miniatur ini akan disimpan di Stasiun Garut. Nanti akan dilengkapi dengan diaroma dan museum mini," kata Deputi Daerah Operasi 2 Bandung, Mariyanto.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan