Kasus hilangnya iPad penumpang Dino di bus PO Rosalia Indah masih gelap. Terbaru, perusahaan memposting kumpulan artikel respons soal pencurian itu dan dibanjiri komentar kekecewaan warganet, termasuk korban.
Kumpulan artikel itu diunggah dalam bentuk tangkapan layar pada platform X PO Rosalia Indah, Selasa (26/12/2023). Dalam cuitan pertama disebutkan: Respons Rosalia indah atas Laporan Dugaan Kehilangan Barang Pengguna Bus Rosalia Indah dan diikuti utas tangkapan layar artikel-artikel respons PO Rosalia Indah yang dimuat di media.
Dino atau Widino Arnoldy, penumpang PO Rosalia Indah yang kehilangan iPad dan ditukar dengan buku dan keramik dalam bus dari Wonosobo ke Ciputat, kesal dengan respons perusahaan bus itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur, sangat disayangkan. Beberapa hari ini gw berusaha untuk gak mau keluar statement apapun supaya pihak Rosalia Indah bisa punya waktu untuk menanggapi hasil pertemuan (mediasi) hari Minggu kemaren. Alih-alih ngasih update hasil pertemuan, ini malah buat kliping berita," cuitan Dino.
Warganet lain juga tidak habis pikir dengan cuitan Rosalia Indah itu. Sebagian warganet terkejut Rosalia Indah belum mengymumkan hasil investigasi seiring waktu berjalan.
"Lho, kirain sudah mendapatkan ganti rugi," cuit salah satu akun X.
"saya kok masih yakin ya ini bukan pencurian biasa, sempet-sempetnya lho ngganti keramik. pasti ada yang ngamanin pasmaling. dan karena kejadian udah berulang ya lbh baik skip dulu deh PO ini sampe ada peningkatan keamanan," yang lain menimpali.
"Kalimatnya : penumpang yang merasa kehilangan iPad di dalam bus Rosalia Indah... kenapa harus pakai kata 'merasa'...?" cuit akun lain.
""Merasa". Memang bahasa Indonesia org Indonesia perlu banyak perbaikan. Lah wong jelasΒ² kehilangan di dalam bus kok malah berasumsi penumpang kehilangan barang," cuit akun lain.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan