Pesawat menjadi moda transportasi yang bisa digunakan untuk melakukan mobilisasi ke berbagai tempat, hingga ke luar negeri. Pesawat tentu saja membutuhkan landasan pacu untuk mendarat. Ternyata, Landasan pacu pesawat paling ekstrem di Indonesia ada di beberapa tempat loh!
Bisa dibilang sebagai landasan ekstrem karena berada di pegunungan atau tempat ketinggian. Landasan pacu pesawat ekstrem di Indonesia rata-rata terletak di daerah pegunungan wilayah Papua. Lantas, bandara mana saja yang memiliki landasan pacu ekstrem? Simak penjelasannya di bawah ini.
Landasan Pacu Pesawat Paling Ekstrem di Indonesia
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penerbangan perintis pada pedalaman Papua, mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Karena berada di wilayah pegunungan. Di sinilah terdapat bandara dengan landasan pacu paling pesawat paling ekstrem di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena kawasan pegunungan, cuaca di sekitar pegunungan Papua juga tidak bisa diprediksi. Cuacanya bisa berubah-ubah setiap saat. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pilot berpengalaman dengan jam terbang tinggi untuk mendaratkan pesawat di bandara-bandara ini.
1. Lapangan Terbang Doufo
Lapangan terbang Doufo berada di Papua Tengah. Lapangan terbang Doufo menjadi salah satu landasan pacu pesawat paling ekstrem di Indonesia. Hal ini dikarenakan, lapangan terbang Doufo masih berupa tanah merah dan rumput.
Tak hanya itu, panjang lapangan ini hanya 800 meter saja. Lapangan terbang Doufo juga dikelilingi oleh bukit tinggi dan berada di tepi Sungai Mamberamo. Untuk mencapai tempat parkir pesawat, kamu harus melewati bukit di tengah landasan.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pilot yang memiliki kemampuan dan keahlian yang tinggi dalam mendaratkan pesawat di lapangan terbang Duofo. Karena, jika sampai salah perhitungan, bisa dipastikan bahwa pesawat akan tergelincir dan masuk dalam sungai, atau lebih buruknya masuk jurang.
2. Bandara Aminggaru Ilaga
Bandara Aminggaru Ilaga berada di desa Arumaga, Kecamatan Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Bandara ini berada pada ketinggian sekitar 2.316 di atas permukaan laut. Bandara Aminggaru Ilaga memiliki landasan pacu dengan panjang mencapai 600 meter dan lebar 23 meter.
Panjang landasan pacu di bandara ini terbilang sangat pendek untuk ukuran landasan pesawat. Inilah yang menjadikan Bandara Aminggaru Ilaga sebagai bandara dengan landasan pacu yang cukup ekstrem. Sehingga membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam penerbangan.
Bandara ini mempunyai fasilitas yang relatif lebih baik daripada bandara lain yang ada di desa lainnya. Terdapat jaringan listrik 24 jam yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Selain itu, juga terdapat jaringan telepon seluler 4G.
Bandara Aminggaru Ilaga melayani penerbangan perintis yang berupa penerbangan carter atau komersil, menggunakan pesawat dengan badan kecil dan baling-baling. Rute penerbangannya yakni dari Ilaga ke Sentani, Nabire, Timika, dan Wamena.
3. Bandara Beoga
Bandara Beoga terletak di Kabupaten Puncak. Bandara Beoga memiliki landasan pacu dengan panjang sekitar 560 meter dengan permukaan aspal yang bergelombang. Hal ini menjadikan bandara ini sebagai landasan pacu paling ekstrem di Indonesia.
Pasalnya, landasan pacunya lebih kecil dibandingkan Bandara Aminggaru Ilaga. Bandara Beoga dikelilingi oleh pegunungan tinggi. Bandara ini juga ditutupi oleh kabut tebal yang bisa mengganggu pandangan dari pilot.
4. Bandara Bilogai
Bandara yang terakhir ini juga berada di Kabupaten Puncak, yakni Bandara Bilogai. bandara ini masuk dalam list landasan pacu pesawat terekstrem karena memiliki panjang lintasan yang tidak lebih dari 500 meter.
Selain itu, landasan pacunya juga dikelilingi oleh tebing dan bukit yang tinggi. Ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi pilot untuk mendaratkan pesawatnya di bandara ini.
Nah itu dia ke 4 landasan pacu pesawat paling ekstrem di Indonesia. Semoga bermanfaat!
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak