Gempa magnitudo 7,5 mengguncang perairan Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa, Jepang. Sejumlah WNI memilih mengungsi ke masjid dan aula publik milik pemerintah.
Seorang WNI di Jepang, Dian Novitasari, mengatakan dia dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi karena alarm peringatan terus menyala. Saat ini, dia bersama keluarga dan 12 orang lainnya mengungsi ke masjid Kanazawa yang lokasinya lebih tinggi daripada kawasan lainnya.
Selain di masjid, ada WNI yang mengungsi di aula-aula publik milik pemerintah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dian, karena tidak banyak barang di masjid tersebut, hanya buku-buku dan Al Quran yang jatuh ke lantai.
Dian mengatakan dia dan keluarganya tidak berada di rumah saat gempa yang berpotensi tsunami itu melanda. Ketika tiba di tempat tinggal mereka di lantai 3, dia melihat barang-barang sudah berjatuhan ke lantai.
"Tadi saya pulang, mixer menyala berputar-putar, kaca-kaca terbuka sebagian, televisi semua jatuh ke lantai," kata Dian seperti dikutip dari Antara, Senin (1/1/2024).
Guncangan dahsyat juga sempat dirasakan WNI di prefektur lain seperti Tottori. Sejumlah WNI di Prefektur Toyama juga tengah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Pemerintah setempat mengimbau agar pengungsi tetap di area pengungsian dan tidak boleh pergi ke tempat yang lebih rendah. Kapal-kapal terpantau sudah meninggalkan pelabuhan.
Saat ini masih terjadi gempa susulan dan berpotensi tsunami. Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa tinggi tsunami bisa mencapai lima meter.
Gelombang tsunami akibat gempa tersebut kemungkinan bisa menjangkau 300 kilometer dari pusat gempa.
Hingga kini, Kedutaan Besar RI di Tokyo belum memberikan keterangan resmi terkait perlindungan WNI yang terdampak gempa.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan