- Berikut sejarah kecelakaan kereta api di Indonesia: 1. Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang, 22 Desember 1944 2. Kecelakaan kereta api uap Bumel, 20 September 1968 3. Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987 4. Kecelakaan KRL di Ratu Jaya Depok, 2 November 1993 5. Kecelakaan kereta api di Brebes, 25 Desember 2001 6. KA Kertajaya dengan KA Sembrani, 14 April 2006 7. Tabrakan KRL dengan truk Pertamina, 9 Desember 2013 8. KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, Jumat 5 Januari 2024
Transportasi kereta api dan sejenisnya terbilang sangat jarang mengalami kecelakaan. Namun, adu banteng yang terjadi di kawasan Bandung membuatnya masuk sejarah kelam karena memakan korban jiwa.
Merujuk data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretapiaan Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan kereta api jauh menurun dibandingkan periode awal 2000an. Jumlah kecelakaan kereta api pada 2007 masih mencapai 139 kemudian naik menjadi 126 pada 2008. Kecelakaan menurun drastis dalam empat tahun terakhir. Rata-rata kecelakaan kereta api pada 2019-2022 hanya 13,75.
Korban meninggal akibat kecelakaan kereta api juga turun drastis dari 45 jiwa pada 2008 menjadi 0 pada periode 2019-2022.Kecelakaan kereta api dalam empat tahun terakhir didominasi oleh insiden anjlokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk data Ditjen Perkeretapiaan jenis kecelakaan kereta api dibagi menjadi lima kategori yakni tabrakan dengan kereta lain, anjlokan, terguling, banjir atau longsor, dan lainnya.
Dari 55 kecelakaan kereta api pada 2019-2022, hanya satu kecelakaan yang merupakan insiden tabrakan dengan kereta lain, satu kali insiden terguling, dan satu karena banjir atau longsor. Selebihnya kecelakaan tersebut adalah insiden anjlok.
Berikut sejarah kecelakaan kereta api di Indonesia:
1. Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang, 22 Desember 1944
Kecelakaan menyebabkan 200 orang tewas serta 250 orang lain luka-luka dalam kecelakaan di Singgalang Kariang, Padang Panjang (sekarang di lokasi rest area Lembah Anai, Sumbar) yang memang cukup terjal sehingga rawan kecelakaan.
Kecelakaan disebabkan rem blong sehingga terjadi slip roda lokomotif hingga keluar rel.
2. Kecelakaan kereta api uap Bumel, 20 September 1968
Kecelakaan terjadi di desa Ratu Jaya, Cipayung, Jawa Barat, yang dekat dengan Stasiun Citayam.Insiden terjadi karena tabrakan antara kereta api uap Bumel dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern.
Sebanyak 116 orang tewas sementara puluhan orang lainnya mengalami luka baik ringan maupun berat.
3. Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987
Sebanyak 156 orang tewas dan 300 orang terluka dalam kecelakaan kereta api di Pondok Betung, Bintaro. Tabrakan yang juga dikenal dengan Tragedi Bintaro itu merupakan adu kepala kereta dalam kecepatan tinggi yaitu antara KA 220 Patas Merak dan KA lokal 225.
KA Rangkas membawa tujuh rangkaian gerbong dan bergerak dari Tanah Abang menuju Merak. Sementara itu, KA Merak bergerak menuju Tanah Abang dari Rangkasbitung.
Kedua kereta meluncur dengan cepat dan saling bertabrakan pada pukul 06:45 WIB. Jumlah korban sangat besar mengingat kereta sangat penuh hingga penumpang banyak yang bergelantungan.
4. Kecelakaan KRL di Ratu Jaya Depok, 2 November 1993
Sebanyak 20 orang meninggal dan 100 orang terluka dalam kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya Depok.
Kecelakaan bermula dari kesalahan informasi antara antara petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) di pemberangkatan Stasiun Depok Lama dan Stasiun Citayam.
Petugas memberangkatkan KRL dari Depok Lama tanpa memberitahu kepada petugas di Citayam. Petugas di Citayam memberangkatkan KRL sehingga dua kereta yang berlawanan arahpun saling bertabrakan.
Sebagai catatan, kereta pada tahun itu masih menggunakan jalur tunggal.
5. Kecelakaan kereta api di Brebes, 25 Desember 2001
Merujuk data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan terjadi pada 25 Desember 2001 sekitar jam 04.33 WIB.Sebanyak 31 orang tewas dalam kecelakaan tersebut sementara 51 lainnya mengalami luka berat.
Kereta Api 146 menabrak Kereta Api 153 Gaya Baru Malam Selatan yang sedang menunggu bersilangan di sepur 3 emplasemen stasiun Ketanggungan Barat. Kereta Api 146 berangkat dari stasiun Kejaksan Cirebon pada jam 03:36 dengan mengalami keterlambatan 2 jam 30 menit dari jadwal yang seharusnya.
Tabrakan tersebut terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk Stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti).
6. KA Kertajaya dengan KA Sembrani, 14 April 2006
Sebanyak 14 orang tewas dalam kecelakaan KA Kertajaya yang bertabrakan dengan KA Sembrani di Stasiun Gubug, Grobogan (Jateng).Merujuk datatan KNKT, tumbukan terjadi antara KA 150 Kertajaya dengan KA 40 Sembrani di wesel empat di sebelah timur Stasiun Gubug pada jam 02.10.
Pada jam 02.10 WIB, KA 40 Sembrani dengan kecepatan normal sekitar 70 Km/jam masuk dari arah Semarang. Masinis melihat jalurnya terhalang (tidak bebas) dan beraksi melakukan pengereman darurat (emergency brake) kemudian menunduk. Lokomotif KA 40 menabrak KA 150 yang sedang berusaha berjalan mundur.
Tabrakan terjadi pada lokasi wesel. Lokomotif KA Sembrani menabrak lokomotif KA Kertajaya. Akibat insiden tersebut, lokomotif KA Sembrani berikut tiga keretanya terguling di sawah sebelah selatan rel (arah kanan dari datangnya kereta), dan dua kereta lainnya anjlok.
Lokomotif KA Kertajaya terlempar kearah utara rel (arah kiri terhadap datangnya kereta). Kedua bogienya terlepas, bahkan satu bogie terpisah dan terlempar masuk ke sawah di sebelah kanal rel sejauh sekitar 50 meter.
7. Tabrakan KRL dengan truk Pertamina, 9 Desember 2013
Tujuh orang meninggal, termasuk masinis, asisten masinis, dan teknisi KRL Serpong-Stasiun Tanah Abang dalam tabrakan dengan truk tangki Pertamina yang membawa BBM premium 24.000 kilo liter yang mogok di tengah rel.
Pada pukul 11.15 WIB mobil tangki yang datang dari arah Tanah Kusir menuju Ceger bertabrakan dengan KRL di pintu perlintasan nomor 57A Km. 16+974 Pondok Betung Jakarta Selatan.
Diduga palang pintu tidak berfungsi atau truk mengabaikan sirine palang pintu. Kecelakaan yang terjadi pada 9 Desember 2013 tersebut terjadi 200 meter dari lokasi Tragedi Bintaro (tahun 1987 yang menewaskan 156 korban jiwa).
Tabrakan ini menimbulkan kobaran api di seluruh bagian mobil tangki, bagian depan KRL serta beberapa bangunan dalam radius 15 m.
8. KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, Jumat 5 Januari 2024
Kereta Api Turangga adu banteng dengan KA Lokal Bandung Raya pagi ini. Informasi terbaru, ada empat kru kereta api tewas, salah satunya masinis yang terjepit.
KAI memastikan tidak ada korban jiwa dari penumpang. Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuterline sebanyak 191 penumpang, 22 penumpang mengalami luka ringan dan telah dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
Banyaknya kecelakaan kereta api Indonesia pada awal 2000an membuat banyak pihak berbenah.
Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan reformasi besar-besaran demi menekan kecelakaan. Di antaranya adalah dengan mengurangi lintasan sebidang, memperbanyak jalur ganda, melarang penumpang duduk di atas kereta,one seat one passenger dan boarding system.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak