6 Fakta Kongo, Negara Penuh Pengungsi di Afrika

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

6 Fakta Kongo, Negara Penuh Pengungsi di Afrika

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 10 Jan 2024 07:07 WIB
A Congolese civilian pushes a Tshukudu (a wooden bike used for transporting goods) as they flee near the Congolese border with Rwanda after fightings broke out in Kibumba, outside Goma in the North Kivu province of the Democratic Republic of Congo May 24, 2022. REUTERS/Djaffar Sabiti
Warga Kongo. (REUTERS/DJAFFAR SABITI)
Kinshasa -

Republik Demokratik Kongo adalah negara di Afrika tengah yang merupakan bekas jajahan Belgia. Negara ini menjadi tempat pengungsi dari negara yang berkonflik.

Mengutip situs resmi European Commission, Rabu (10/1/2024), Kongo adalah negara terbesar di Afrika sub-Sahara dan terpadat di dunia. Kongo disebut berperan penting dalam perdamaian dan stabilitas regional serta pengembangan perdagangan antar regional di Afrika Tengah dan kawasan Great Lakes.

Negara ini dikenal memiliki sumber daya alam besar, di sana terdapat mineral seperti kobalt dan tembaga, potensi pembangkit listrik tenaga air, lahan subur yang luas, keanekaragaman hayati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Kongo mengalami permasalahan terkait kepadatan penduduk dan pengungsi. Itu karena Kongo juga dikenal sebagai rumah bagi para pengungsi yang berkonflik. Belakangan, Kongo disebut-sebut Israel untuk memindahkan warga Palestina.

Berikut 6 fakta Kongo:

1. Pemilik Hutan Hujan Tropis Terbesar Kedua Dunia

Republik Demokratik Kongo adalah negara dengan hutan hujan tropis terbesar kedua dunia. Sebanyak 60 persen wilayah Kongo adalah hutan hujan. Hutan hujan di negara Kongo merupakan dua pertiga dari luas Cekungan Basin.

ADVERTISEMENT

Sungai pada hutan hujan tropis tersebut mengaliri area seluas 1,4 juta mil persegi atau 3,7 juta km persegi.

2. Bahasa Perancis Sebagai Bahasa Resmi

Ada dua bahasa resmi di Kongo, yakni bahasa Perancis dan bahasa Lingala. Bahasa Perancis adalah bahasa resmi di Republik Demokratik Kongo, sedangkan bahasa Lingala adalah bahasa resmi di Republik Kongo.

Bahasa Perancis adalah bahasa yang dibawa oleh penjajah Belgia ke Kongo pada abad ke-19. Bahasa ini digunakan dalam pemerintahan, pendidikan, dan media. Bahasa Lingala adalah bahasa Bantu yang berkembang di sepanjang Sungai Kongo. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa pergaulan di antara berbagai suku di Kongo.

3. Negara Terpadat di Afrika

Kongo memiliki populasi sekitar 90 juta orang. Negara ini merupakan salah satu negara terpadat di Afrika.

4. Punya Sumber Daya Berlimpah tapi Termiskin

Kongo memiliki cadangan mineral yang sangat besar, termasuk berlian, emas, dan kobalt. Namun sayangnya, cadangan mineral ini telah menyebabkan berbagai konflik di negara tersebut.

Kendati memiliki sumber daya alam yang berlimpah, tetapi Kongo justru masuk ke daftar negara termiskin dunia pada tahun 2023.

Berdasarkan data World Bank 2023, Republik Demokratik Kongo menjadi urutan ke-delapan termiskin di dunia. Adapun hal itu karena Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita negara ini sebesar Rp 8,85 juta. Di bawahnya, terdapat negara seperti Madagaskar, Sierra Leone, Mozambik, Republik Afrika Tengah, Somalia, Afghanistan, dan Burundi pada urutan pertama.

5. Sejarah Panjang Menampung Pengungsi

Kongo memiliki sejarah panjang menampung para pengungsi. Mengutip UNHCR, Kongo adalah rumah bagi lebih dari 529.000 pengungsi dan pencari suaka yang melarikan diri dari kekerasan di negara-negara tetangga, terutama Republik Afrika Tengah, Rwanda, Burundi dan Sudan Selatan.

Mayoritas 72 persen pengungsi tinggal di luar kamp atau pemukiman pengungsi, dan hanya 3 persen yang tinggal di perkotaan.

Selain itu, karena tingginya tingkat ketidakamanan dan kekerasan skala besar terhadap warga sipil, sekitar 5,6 juta warga Kongo menjadi pengungsi internal di Kongo, dengan lebih dari 4 juta orang berada di provinsi timur Kivu Selatan, Kivu Utara, dan Ituri saja. Lebih dari 990 ribu pengungsi dan pencari suaka dari Kongo saat ini berlindung di seluruh benua Afrika.

Bahkan menurut The International Organization for Migration (IOM), diperkirakan jumlah pengungsi internal meningkat menjadi 6,9 juta orang. Ini menjadi jumlah tertinggi yang pernah tercatat.

6. Konflik Internal

Selain itu, Kongo juga dihadapkan oleh adanya konflik yang terus berlanjut dan meningkatnya kekerasan. IOM menyebut Kongo tengah menghadapi salah satu krisis kemanusiaan dan pengungsian internal terbesar di dunia.

Konflik tersebut terjadi karena adanya kelompok pergerakan 'Mouvement du 23 Mars' (M23). Dan membuat lebih dari dua pertiga pengungsi internal atau hampir 4,8 juta orang tinggal di keluarga angkat.

Ketika situasi keamanan, khususnya di Kivu Utara dan Ituri, terus memburuk, pergerakan menjadi lebih sering terjadi dan kebutuhan bantuan kemanusiaan meningkat.

"Selama beberapa dekade, masyarakat Kongo telah hidup dalam badai krisis," jelas Kepala Misi IOM di Kongo, Fabien Sambussy.

"Eskalasi konflik yang terjadi baru-baru ini telah membuat lebih banyak orang terpaksa mengungsi dalam waktu yang lebih singkat, hal yang jarang terjadi sebelumnya. Perlu memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan," lanjutnya.

Isu Pemindahan Warga Palestina

Melansir Middle East Monitor, koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diam-diam menjajaki pengiriman ribuan warga migran dari Gaza. Republik Demokratik Kongo menjadi salah satu negara yang dipertimbangkan.

"Kongo akan bersedia menerima migran dan kami sedang melakukan pembicaraan dengan pihak lain," kata seorang sumber senior di dalam Kabinet Israel pimpinan Netanyahu.




(wkn/fem)

Hide Ads