Spa di Bali Mau Dipajaki 40%, Menparekraf: Tidak Ada Peraturannya!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Spa di Bali Mau Dipajaki 40%, Menparekraf: Tidak Ada Peraturannya!

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 10 Jan 2024 22:05 WIB
Jakarta -

Pajak spa di Bali akan naik dari 15 menjadi 40 persen karena dianggap sebagai hiburan. Menparekraf Sandiaga Uno menyebut bahwa tidak ada peraturan yang menyebut demikian dari pusat hingga daerah.

Dalam paparan temu wartawan mingguan, Rabu (10/1/2024), ia menyebut bahwa ada satu tanggapan yang sangat keras dari industri dan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terutama yang ada di Bali berkaitan dengan pajak hiburan sebesar 40%. Yang mana industri spa ada di dalamnya.

"Dan, tidak ada satupun peraturan pusat dan daerah yang mengklasifikasi spa ini dalam jenis usaha hiburan. Jadi ini yang perlu kami jelaskan," kata Sandiaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ini tentunya menjadi perhatian, kenaikan pajak dari 15% menjadi 40% di 2024 saat industri ini baru saja pulih pascapandemi," imbuh dia.

Kemenparekraf, kata Sandiaga, telah menerbitkan Permenparekraf 4 Tahun 2021. Di dalamnya ada poin yang menyebut bahwa usaha pariwisata dengan risiko menengah-tinggi diberikan kemudahan. Tentunya untuk menjaga tradisi dan budaya bangsa Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Tapi sebisa mungkin diberikan situasi iklim yang kondusif dan insentif. Karena, lapangan kerja yang diciptakan sangat banyak," terang dia.

"Kami pastikan filosofi kebijakan dari pemerintah ini adalah memberdayakan dan memberikan kesejahteraan, bukan untuk mematikan. Jadi jangan khawatir para pelaku, akan kita fasilitasi," kata dia lagi.

Terapis Bali Diminati Asing

Lebih lanjut, kata Sandiaga, pajak hiburan memang harus digencarkan sosialisasinya. Namun ia tak ingin industri kebugaran mallah mati dengan aturan yang dianggap memberatkan itu.

"Pajak hiburan ini perlu lebih kita sosialisasikan tapi tidak akan mematikan industri spa. Industri spa di Bali itu adalah bagian dari wellness, bukan hiburan," tegas dia.

"Jadi ke spa itu bukan untuk mendapat hiburan, bapak-bapak, ibu-ibu. Terutama bapak-bapaknya. (Kok ketawa sih)," imbuh dia.

Dikatakan Sandiaga bahwa mereka yang pergi ke spa akan mendapat kebugaran. Karena, mereka mendapatkannya dari rempah-rempah hingga minyak yang diproduksi dengan kearifan budaya lokal setempat.

"Progam kerja untuk mengembangkan produk spa sudah kami kembangkan melalui wellness dan sport tourism. Kita terus memasarkan wellness tourism," kata dia.

"Karena saya di Dubai kemarin yang menjadi minat adalah terapis dari Bali, Lombok dan lain sebagainya. Karena kita sudah memiliki reputasi dunia," ungkap dia.

(msl/wsw)

Hide Ads