Kasus antara India-Maldives mulai membuat warganya tegang. Warga Maldives ternyata takut banget kehilangan turis India.
Pemboikotan India akan Maldives dimulai saat PM Modi mengunjungi Lakshadweep, kawasan kepulauan di India yang merupakan satu dari delapan union territory India di Laut Arab.
PM Modi membagikan foto dan video sedang snorkeling dan bersantai di pantai di pulau itu. Unggahan tersebut dikomentari oleh tiga wamen Maldives, Maryam Shiuna, Malsha Shareef, dan Abdulla Mahzoom Majid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, Wakil Menteri di Kementerian Pemberdayaan Pemuda, Penerangan dan Seni Maldives Abdulla Mahzoom Majid mengomentari postingan PM Modi di X dengan menyebut bahwa India bakal menghadapi tantangan besar jika bersaing dengan Maladewa dalam wisata pantai. Cuitan juga menyebut-nyebut India kotor dan bau.
Cuitan itu kemudian dihapus. Tetapi, warganet India terlanjur merekam dan menyebarluaskan cuitan itu.
Wamen lain menambah panas dengan menyebut Modi sebagai badut, teroris, dan boneka Israel di platform media sosial X.
Melihat komentar tersebut, warga India marah. Mereka membalas dengan beramai-ramai membatalkan liburan ke Maldives. Mereka juga melakukan aksi tagar #boycottmalddives.
Kini, warga Maldives-lah yang mulai ketar-ketir. Sebagai negara kepulauan, mereka sadar bahwa turis India menjadi pasar nomor satu untuk menunjang pariwisata mereka.
"Kami kecewa dengan seruan boiket dari India. Namun kami lebih kecewa dengan pemerintah kami. Kurangnya penilaian yang baik dari pihak pejabat kami," ucap Mariyam Eem Shafeeg, seorang mahasiswa di Universitas Maladewa dikutip dari BBC pada Jumat (12/1).
Baca juga: Maldives yang Indah Itu Diboikot Warga India |
Yang lain berpendapat bahwa Maladewa memiliki ikatan budaya yang kuat dengan India. Dunia hiburan India, seperti film dan drama Bollywood menjadi teman tumbuh kembang mereka.
"Kami juga bergantung pada India dalam hal pangan, pendidikan, dan layanan kesehatan," tambah Shafeeg.
Tak hanya itu, banyak yang berpendapat bahwa seruan boikot juga dapat berdampak pada warga India yang tinggal di Maldives. Diperkirakan sekitar 33.000 orang India bekerja di sektor konstruksi, perhotelan dan ritel.
"Sejumlah besar warga India juga bekerja di sektor pariwisata Maldives, banyak dari mereka sebagai manajer dan staf resepsionis," ujar Abdulla Ghiyas, presiden asosiaso agen perjalanan dan operatur tur Maldives.
Beberapa hari lalu, Presiden Maldives Mohamed Muizzu melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing. Muizzu memohon agar pemerintah China mengirimkan turis Tiongkok ke Maldives.
Turis Tiongkok dulunya memang mendominasi Maldives sebelum pandemi. Sayangnya, jumlah turis terus menurun secara signifikan karena harga tiket mahal dan jumlah penerbangan lebih sedikit.
"Tiongkok adalah pasar nomor satu kami sebelum terjadinya Covid, dan saya meminta agar kami mengintesifkan upaya Tiongkok untuk mendapatkan kembali posisi ini," kata Muizzu.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?