Medan Zoo Merana karena Minim Pemasukan? Disarankan Belajar ke Ragunan

Weka Kanaka - detikTravel
Sabtu, 20 Jan 2024 07:04 WIB
Kasihan, harimau di Medan Zoo sakit parah akibat tidak terawat. (ANTARA FOTO/Yudi)
Jakarta -

Medan Zoo mengalami sederet masalah, mulai dari finansial, fasilitas, hingga disebut kalah bersaing dengan wisata lainnya. Apalagi jika disandingkan dengan Taman Margasatwa Ragunan.

Medan Zoo mengalami masalah finansial parah hingga menyebabkan satwa mati dan menderita. Pegawai juga terimbas langsung dengan tidak digaji selama empat bulan. Secara mencolok, area kebun binatang legendaris di Sumatera Utara itu terbengkalai, tidak terawat, kotor, bau, dan bangunan-bangunan bobrok.

Wali Kota Medan Bobby Nasution sempat menjanjikan investor, tetapi tidak terwujud. Kini, Medan Zoo akan ditutup sementara.

Menanggapi hal tersebut, Pjs Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Medan, Bambang Hendarto, mengatakan bahwa penutupan itu menunggu surat resmi dari Bobby.

"Saya sih senada dengan Pak Wali, artinya itu merupakan opsi, kalau pun itu ditutup, kita akan menunggu surat keputusan dari Pak Wali kalau misalnya Medan Zoo ini harus ditutup sementara, yang pastinya kapan kita nunggu suratnya dari Pak Wali dulu, namun begitu pun, tadi saya sampaikan adalah itu salah satu opsi dari PKBSI," kata Bambang Hendarto kepada detikSumut, Jumat (19/1/2023).

Ia menuturkan bahwa penutupan keseluruhan Medan Zoo terkendala finansial. Finansial Medan Zoo memburuk karena disebut kalah bersaing dengan destinasi wisata lain. Masalah diperparah saat tidak ada pengunjung sama sekali ketika wabah Covid-19.

"Saya pikir untuk penutupan keseluruhan, saya pikir kondisi hari ini kan Medan Zoo ini kan terkendala secara finansial karena persaingan yang sehat saya pikir kita penuh ketertinggalan lah dari 2005 bangunan itu sampai sekarang itu belum pernah ada pembangunan sama sekali, itu kan bangunan yang lama," kata dia.

Perlu Belajar ke Ragunan

Menanggapi hal tersebut, Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru Tona, menjelaskan bahwa pengelola Medan Zoo bisa belajar ke pengelola kebun binatang lain, Ragunan misalnya. Di tengah banyaknya objek wisata di Jakarta, Ragunan masih menjadi salah satu favorit warga.

"Kalau ngomongin kalah dengan wisata-wisata lain saya mau tanya, seberapa banyak wisata di Medan? Mohon maaf sebelumnya. Bandingkan dengan Ragunan yang tempat wisatanya di Jakarta banyak banget nih, tapi mereka tetap bisa hidup loh. Kenapa nggak belajar langsung sama Ragunan misalnya," kata Doni saat dihubungi detikTravel, Jumat (19/1/2024).

Doni mengatakan seharusnya Medan Zoo mengakui ada masalah krusial yang sedang dihadapi. Kemudian, pemerintah dan DPRD berjalan beriringan untuk mengatasinya.

"Ayolah jangan denial, kalau denial kita nggak bisa kenali masalahnya nih. Kalau bilang kalah sama destinasi wisata lain ya karena tempatnya nggak menarik. Hewannya kurus, tidak terawat, artinya ada miss management," ujarnya.

Menurutnya, manajemen Medan Zoo pun seharusnya sudah memberikan tanda-tanda jika tengah mengalami krisis. Itu agar tidak menimbulkan korban, khususnya pada satwa-satwa yang berada di sana atau bahkan dilindungi.

"Manajemen yang baik adalah ketika dia melihat bahwa akan masuk ke red zone ya, dalam taraf yang berbahaya dia harus minta bantuan atau menyatakan tidak sanggup agar tidak jatuh korban hewan-hewannya," kata dia.

"Sekarang sudah jatuh korban nih, mau menyalahkan ke bidang lain? Bahwa kalah dengan wisata-wisata lain? Ayolah ngakuin aja lalu kita bisa tahu masalahnya apa sama-sama kita pecahin," katanya.



Simak Video " Kemenparekraf Sayangkan Kembali Matinya Harimau Sumatra di Medan Zoo"

(wkn/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork