Turis Beli Suvenir di Toko Mewah, eh Malah Dikira Mencuri Artefak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Beli Suvenir di Toko Mewah, eh Malah Dikira Mencuri Artefak

bonauli - detikTravel
Sabtu, 10 Feb 2024 16:25 WIB
GIZA, EGYPT, JUNE 6: General picture of the Sphinx (abw alhwl) on June 6, 2022 in Giza, Egypt .The pyramids, named after the Pharaohs of the period, are located in the same area as the tombs of the father, son and grandson, the largest being (King Khufu), the middle pyramid (King Khafre) and the small pyramid  (King Mnkaure).Β (Photo by Fadel Dawod/Getty Images)
Ilustrasi Mesir (Getty Images/Fadel Dawod)
Luxor -

Membeli oleh-oleh di tempat wisata jadi hal yang biasa dilakukan oleh turis. Tapi bagaimana kalau suvenir yang dibeli malah dikira artefak?

Dilansir dari Connecxion France pada Sabtu (10/2), Nathalie adalah turis Prancis yang liburan ke Mesir bersama kawannya. Ia sengaja memilih tur mahal dari Voyageurs du Monde untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Semua berjalan lancar, sampai akhirnya tiba waktu membeli oleh-oleh. Nathalie pergi ke sebuah hotel mewah dan membeli sebuah patung seharga Euro 250 atau sekitar Rp 4,2 jutaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patung logam itu replika artefak Mesir kuno, bentuknya sosok dalam posisi duduk dan wajahnya menengadah ke atas. Nathalie sangat kagum dengan patung itu dan ingin membawanya pulang.

Setelah 10 hari, Natahlie pun pulang ke Prancis. Begitu tiba di bandara, tas miliknya diaduk-aduk oleh petugas keamanan.

ADVERTISEMENT

Patung yang dibeli menjadi penghalang kepulangannya. Nathalie digiring ke kantor bandara untuk introgasi.

"Kami tidak ingin melakukan kesalahan, Nathalie mengatakan bahwa vendornya mapan, sehingga membeli barang di toko itu akan bebas risiko," ucap Nichole, teman Nathalie.

Petugas memanggil 3 ahli yang mengatakan bahwa patung itu asli, Nathalie menghadapi tuduhan pencurian artefak. Barang antik itu diperkirakan memiliki usia 4.500 tahun.

Nathalie kaget bukan main, kepulangannya ditunda karena harus menunggu proses pengadilan. Dia didampingi oleh operator tur Voyageurs du Monde dan penerjemah. Ia juga menghubungi duta besar dan pemerintahan untuk membantu.

Keesokan harinya, Natalhie menghadiri pengadilan. Ia menjelaskan pada hakim bahwa ia tak memiliki maksud tersembunyi, ia membeli patung itu dengan keyakinan bahwa benda itu hanya replika.

Namun keputusan itu memerlukan validasi dari Badan Keamanan Nasional negara yang berbasis di Kairo.

Selama 8 delapan hari, Nathalie harus tinggal di stasiun. Ia kemudian duduk di sofa dan bangku besi setelah sampai di kantor polisi.

"Ini menjadi rutinitas saya, saya dibawa keluar kantor sekitar pukul 10.00 dan dimasukkan kembali ke ruang aktif di kantorpolisi. Saya menghabiskan sepanjang hari dengan duduk di bangku," ujarnya.

Ponsel miliknya disita, Nathalie hanya diperbolehkan untuk membaca buku. Ia makan dua buah pisang setiap hari dan minum air kemasan agar tidak sakit.

Penderitaanya berakhir, Nathalie akhirnya meninggalkan Mesir pada tanggal 2 Februari 2024 tanpa patung yang dibeli. Ia diantar ke bandara oleh polisi dan petugas keamana nasional.

Patung itu masih berada di kantor polisi untuk menjalani penulaian ketiga tentang usia dan keasliannya.




(bnl/bnl)

Hide Ads