Kasus pemerkosaan terhadap turis di Bali tengah menjadi sorotan. Berikut ini cara mengetahui pemandu wisata yang resmi agar wisata lebih aman dan nyaman.
Kejadian pemerkosaan menjadi sorotan di Bali, karena terjadi secara berulang dengan korban turis. Terbaru, turis China berinisial HJT diperkosa pada Rabu (7/2/2024) dan pelakunya adalah pemandu wisata bernama Faisal Akbar Ramadhan (29) asal Surabaya.
Saat diinterogasi polisi, pria itu mengaku menawarkan diri sebagai pemandu wisata, sekaligus sopir pribadi HJT selama liburan di Pulau Dewata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, HJT dan temannya pun sepakat menggunakan jasa Faisal untuk mengantarkan dan menemani mereka, salah satunya saat mereka menuju ke sebuah tempat hiburan malam.
"Mereka sempat menikmati hiburan dan minum alkohol hingga pukul 01.00 Wita. Setelah itu, korban dan temannya meminta tersangka untuk mengantar mereka kembali ke hotel di kawasan Nusa Dua," ungkap Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi.
Alih-alih mengantarkan turis China kembali ke hotelnya, Faisal justru membawa mereka ke hotel lain di kawasan Benoa. Lantas Faisal mengajak HJT masuk ke kamar hotel tersebut dengan alasan mengambil hadiah untuk temannya.
Setelahnya, Faisal menuntaskan nafsu bejatnya dan memerkosa turis China berusia 26 tahun tersebut.
Tentunya hal ini mencoreng aktivitas pariwisata Bali yang dikenal secara internasional. Namun, kejadian pemerkosaan turis ini bukan kali pertama. Pada Agustus 2023 lalu, turis Brasil juga diperkosa oleh driver ojol di Pulau Dewata.
Karenanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, traveler mesti memperhatikan kredibilitas salah satunya dari pemandu wisata. Traveler yang ingin berwisata mesti memastikan bahwa pemandu teregulasi dan terdaftar secara administratif di ikatan pemandu.
"Jadi ada banyak cara adalah lihat apakah mereka punya KTPP (Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata) atau kalau mereka bergabung di asosiasi paling nggak ada salah satu dokumen itu, itu adalah salah satu cross check ya," ucap Sekjen DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia, Reyhan, kepada detikcom.
Menurut Reyhan, hal ini bisa menjadi salah satu jaminan bagi traveler agar aman berwisata.
"Artinya bisa ada sedikit jaminan bahwa bisa ada sedikit jaminan bahwa oh, memang orang ini tergabung di salah satu atau orang ini memang punya dokumen resmi sebagai seorang pramuwisata," sambungnya.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia