'Bali Adalah Korban Kesuksesannya Sendiri'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

'Bali Adalah Korban Kesuksesannya Sendiri'

bonauli - detikTravel
Senin, 19 Feb 2024 14:01 WIB
Ilustrasi Bali
Turis di Bali (dok. Kemenparekraf)
Jakarta -

Kepopuleran Bali di mata dunia bukanlah rahasia lagi. Tetapi, turis-turis asing yang datang ke Pulau Dewata justru kasihan melihat Bali.

Dilansir dari Express UK pada Senin (19/2) sejumlah turis yang datang ke Bali berkomentar sedih setelah datang ke Pulau Dewata. Bali malah disebut jadi korban karena kepopuleran semata.

"Bali telah menjadi korban kesuksesannya sendiri," ujar seorang blogger perjalanan pada media itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nick Kember, pakar perjalanan dan blogger di Taiwan, juga menyampaikan pernyataan senada. Bali sepenuhnya dikuasai oleh turis.

"Saya pikir Bali adalah salah satu tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di dunia saat ini. Pulau di Indonesia itu telah menjadi korban dari kesuksesannya sendiri, menarik banyak orang di Instagram yang mencari foto pantai yang sempurna dengan latar sawah yang subur dan kuil Hindu," kata dia.

ADVERTISEMENT

Ia berkata bahwa lonjakan pariwisata telah menyebabkan infrastruktur yang buruk, masalah lingkungan dan hilangnya tradisi budaya.

Express UK menyebut bahwa lebih dari 5 juta wisatawan asing berkumpul ke Bali pada tahun 2023. Padahal, populasi di Bali hanya 4 juta jiwa.

Nick mengatakan kendati ramai sejatinya masih ada beberapa area di pulau Bali yang sepi dan nyaman bagi wisatawan. Area itulah yang diidamkan oleh turis asing dan disebut sebagai Bali yang sesungguhnya.

"Untungnya, masih ada cara untuk merasakan Bali yang sesungguhnya jika Anda menghindari hotspot seperti Kuta, Seminyak, dan Ubud," ujar dia.

Untuk mengantisipasi kekecewaan, Nick menyarankan agar turis datang ke Bali bagian timur. Turis dapat lebih merasakan gaya hidup lokal yang sesungguhnya.

"Tempat-tempat seperti Amed, Candidasa, Sidemen, jauh lebih sedikit pengunjung. Di sana pantai-pantainya sepi, desanya tak ramai dan budaya lokal sangat terlihat," kata dia.




(bnl/fem)

Hide Ads