Sambut Cap Go Meh di Singkawang, Tatung Kebal Benda Tajam Lakukan 'Cuci Jalan'

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 23 Feb 2024 23:26 WIB
Tradisi tatung cuci jalan atau tolak bala di Singkawang, Kalimantan Barat menjelang perayaan Cap Go Meh pada Jumat (23/2/2024).(Femi Diah/detikcom)
Singkawang -

Ratusan tatung melakukan ritual cuci jalan atau kini disebut juga dengan tolak bala di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Kalimantan Barat. Itu sebagai bagian dari perayaan Cap Go Meh 2575.

Cap GoMeh berasal dari dialek Hokkien yang diartikan sebagai 15 malam atau 15 hari setelah tahun baru Imlek. Adapun tatung menurut bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Raga tatung itu dijadikan sarana berkomunikasi oleh roh dewa atau leluhur melalui mantra dan mudra.

Ritual pemanggilan roh itu dipimpin oleh seorang pendeta di kelenteng yang terlebih dulu meminta izin Dewa Kemakmuran Toa Pek Kong supaya diberi keselamatan dan keberkahan.

Tradisi tatung dinilai sebagai sebuah ritual ekstrem. Sebab, tradisi itu mempertontonkan atraksi menusuk badan dengan benda tajam atau duduk di atas mata golok, ujung tajam baja atau ujung paku.

Tradisi tatung cuci jalan atau tolak bala di Singkawang, Kalimantan Barat menjelang perayaan Cap Go Meh pada Jumat (23/2/2024). (Femi Diah/detikcom)

Tradisi itu sekaligus sebagai bagian dari proses asimilasi budaya antara suku Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang ditunjukkan lewat penggunaan atribut pakaian adat para tatung. Bernuansa merah dan berciri khas seperti baju perang dari etnis Dayak, maupun etnis Tionghoa. Mereka lengkap dengan aksesoris kepala yang dihiasi dengan bulu hewan sejenis burung.

Ritual itu diiringi dengan musik tetabuhan yang dimainkan, mewakili ketiga unsur etnis dengan populasi terbanyak di Singkawang. Misalnya, Loku, Chem, dan Lho yang berasal dari Tionghoa dan Dau Weknya, Naknya, serta Gong yang berasal dari Dayak.

Cuci jalan oleh tatung itu digelar pada dua hari, Kamis (22/2/2024) dan Jumat (23/2) sedangkan Cap Go Meh jatuh pada Sabtu (24/2). Tidak seperti tahun lalu, tatung hanya berkeliling di sekitar Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, yang merupakan Vihara Tri Dharma Bumi Raya merupakan tempat peribadatan umat Tri Dharma (Buddha, Tao, dan Konghucu) tertua di Singkawang, Kalimantan Barat dan berdiri sejak 1878, alias tidak ada parade tatung berkeliling Singkawang.

Ya, tidak hanya satu tatung yang ambil bagian dalam cuci jalan itu. Ratusan tatung pria dan perempuan bergantian melalukan cuci jalan.

"Karena tahun ini ada pemilu makanya tidak ada pawai tatung. Pameran UMKM seperti tahun lalu juga tidak mendapatkan ijin keramaian. Karena tatung merupakan bagian dari ritual keagamaan maka diijinkan, hanya saja dilakukan di sekitar wihara," ujar Chantal Novyanti, sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang, dalam perbincangan dengan detikTravel di Singkawang.

Selama tatung melakukan ritual cuci jalan, ribuan warga lokal dan wisatawan memenuhi area di sekitar wihara.

Salah satu penonton, yang juga merupakan warga lokal Sahat Silaban, menyebut sudah 20 kali menonton langsung tradisi tatung. Dia menyebut tradisi itu hanya setop saat pandemi Covid-19.

Tradisi tatung cuci jalan atau tolak bala di Singkawang, Kalimantan Barat menjelang perayaan Cap Go Meh pada Jumat (23/2/2024). (Femi Diah/detikcom)

"Ini yang kedua setelah pandemi Covid-19. Jadi ramai pengunjung dan tatung juga datang dari daerah lain. Tahun lalu, tatung malah datang dari Jawa dan Banten. Tahun ini tidak ada parade, mungkin karena berbarengan dengan Pemilu, tetapi warga tetap ramai datang ke sini," kata Sahat.

Rizky Ramadhan, salah satu warga lokal Singkawang, yang rutin menyaksikan tradisi tatung secara rutin menyebut aksi itu ngeri. Meskipun, dia mengetahui mereka yang menjadi tatung sudah siap menjalankan tugasnya.

"Ini saya bikin konten buat kenang-kenangan. Meskipun, tiap tahun ke sini rasanya masih ngeri saja saat melihat langsung. Saya yakin ini lebih ngeri lagi buat mereka yang baru pertama kali menyaksikan secara langsung," kata Rizky.

Bagian paling mengerikan bagi Rizky adalah tatung yang ditusuk dengan besi jeruji pada wajahnya.

Tradisi tatung cuci jalan atau tolak bala di Singkawang, Kalimantan Barat menjelang perayaan Cap Go Meh pada Jumat (23/2/2024). (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Rizky menyebut tradisi tatung bukan hanya menunjukkan ritual kebudayaan Tionghoa dan Dayak, tetapi juga toleransi di Singkawang.

"Saat azan sholat Jumat dan selama sholat Jumat, serta Ashar aktivitas ini dihentikan. Setelah ibadah di masjid selesai, barulah yang di sini dimulai lagi," kata Rizky.

Sahat dan Rizky memprediksi perayaan Cap Gomeh akan berlangsung lebih meriah. Cap Go Meh dihelat di Vihara Sui Kheu Thai Pak Kung.



Simak Video "Mengatasi Kesulitan dan Mendaftar Angpao di Pasar Tionghoa, Singkawang"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork